Jakarta –

Sampoerna Retail Community (SRC), sebuah program sosialisasi UKM dari Sabang hingga Merauke, tidak hanya memberikan bimbingan dan pendampingan namun juga membekali para pedagang anggotanya dengan ekosistem digital untuk memudahkan mereka menjalankan usahanya. .

Karena anggotanya dekat dengan masyarakat, SRC merupakan cerminan perekonomian bangsa. SRC pertama kali diluncurkan pada tanggal 9 Mei 2008 dan telah berkembang menjadi lebih dari 250.000 anggota toko kelontong, termasuk 8.200 anggota komunitas SRC dan mitra aktif di 6.300 toko kelontong mitra SRC di seluruh Indonesia.

Riset menunjukkan total omzet toko SRC akan menyumbang Rp 263 triliun terhadap perekonomian nasional pada tahun 2022. Nilai kontribusi tersebut setara dengan 11,36% terhadap total produk domestik bruto (PDB) industri ritel nasional pada tahun 2022 atau setara dengan 2.077,43 triliun rupiah. .

Perjalanan yang ditempuh SRC untuk mencapai titik ini tentu saja merupakan perjalanan yang panjang. Romulus Sutanto, CEO PT SRC Indonesia Sembilan (SRCIS), yang mengelola proyek SRC, menceritakan perjalanan tersebut. Menurut Romulus, SRC memiliki 57 toko kelontong yang menjadi anggotanya di Medan, Sumatera Utara saja. Dengan semangat keunggulan, SRC telah berkembang menjadi program holistik bagi pemilik toko kelontong, mitra grosir, dan pelanggan di seluruh Indonesia.

“Selama 16 tahun, resep pertumbuhan SRC tetap sama, yaitu bantuan dan pelatihan, pembinaan, dan bimbingan yang konsisten dari tim kami,” ujarnya.

Dengan rentang karir lebih dari 20 tahun, konsistensi ini berasal dari komitmen SRCIS untuk membantu skala usaha kecil dan menengah. Hal ini penting mengingat peran UKM sebagai salah satu sektor utama perekonomian nasional.

“Kami yakin usaha kecil dan menengah yang mumpuni, khususnya toko kelontong, dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia, terutama seiring upaya pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%,” kata Romulus.

Salah satu inisiatif andalan SRC adalah mendukung adopsi digitalisasi oleh toko kelontong UMKM melalui ekosistem digital SRC melalui AYO (dapat diakses di seluruh nusantara). Melalui bimbingan dan pelatihan yang berkelanjutan, tingkat adopsi digital toko SRC sangat tinggi.

“Transformasi digital berperan penting dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas dunia usaha, termasuk toko kelontong. Keberadaan ekosistem digital SRC AYO merupakan cerminan nyata kontribusi kami dalam mendorong digitalisasi UMKM bahkan toko kelontong non-SRC hadir di ekosistem digital AYO Toko SRC,” jelasnya.

Untuk konteksnya, ekosistem digital AYO by SRC terdiri dari tiga aplikasi. Pertama, My AYO by SRC tersedia untuk pelanggan toko SRC, SRC AYO MITRA tersedia untuk mitra bisnis atau grosir, dan AYO TOKO by SRC tersedia untuk toko kelontong.

Romulus menjelaskan, SRC setidaknya telah memberikan tiga dampak positif terhadap perekonomian dan masyarakat sekitar. Pertama, seperti disebutkan sebelumnya, toko SRC akan memberikan kontribusi sebesar 11,36% terhadap PDB ritel nasional pada tahun 2022 atau setara dengan Rp 236 triliun.

“Ini merupakan kontribusi yang sangat signifikan dan menyoroti peran pedagang grosir anggota SRC dalam perekonomian,” jelasnya.

(FNL/FNL)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *