Jakarta –
Korea Selatan menghadapi dampak buruk dari salju lebat yang menyebabkan banyak kematian dan pembatalan perjalanan.
Seoul mencatat hujan salju terberat ketiga dalam sejarah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1907 dengan ketebalan salju lebih dari 40 cm melanda sebagian kota.
Dikutip dalam Newsweek, Sabtu (30/11/2024) Situasi tersebut telah membatalkan lebih dari 140 penerbangan dan 76 rute pelayaran. Selain itu, sekitar 1.300 sekolah harus ditutup, dan banyak rumah terputus akibat badai tersebut.
Pemerintah Metropolitan Seoul memerintahkan lebih dari 11.000 pejabat untuk membersihkan salju dari jalanan dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Namun yang lebih mengkhawatirkan adalah laporan kemungkinan penyakit akibat cuaca buruk.
Dari enam korban tersebut, empat orang meninggal akibat insiden terkait bangunan, sedangkan dua orang lainnya meninggal akibat kecelakaan kendaraan. Beberapa ahli mengaitkan kuatnya topan tersebut dengan suhu air laut yang lebih hangat dari biasanya di sebelah barat Semenanjung Korea bercampur dengan udara yang sangat dingin dari daratan.
Bus tersebut dilaporkan tergelincir di jalan licin sehingga menewaskan satu orang dan melukai 11 lainnya sehingga menimbulkan banyak kecelakaan yang melibatkan 53 kendaraan di jalan raya tersebut.
Beberapa kematian terkait dengan kecelakaan di jalan raya, namun tidak jelas apakah kematian tersebut terkait dengan peristiwa yang sama atau berbeda yang terjadi di ibu kota.
Para pejabat juga telah memperingatkan masyarakat di beberapa provinsi seperti Chungcheong dan Jeolla untuk bersiap menghadapi hujan salju lebat pada hari Jumat, dan beberapa pihak memperkirakan bahwa hujan salju akan terus berlanjut hingga Sabtu pagi.
Menurut DW, ambruknya infrastruktur juga terjadi di banyak daerah. Di lapangan golf, salju menumpuk dan jaringnya roboh, menewaskan satu orang dan melukai dua lainnya. Di tempat lain, sebuah tenda yang melindungi tempat parkir runtuh karena beban salju, menewaskan satu orang.
Seorang pria meninggal ketika sebuah pohon tumbang karena beban salju ketika dia mencoba untuk menghilangkannya. Kematian keempat terkait dengan runtuhnya bangunan tersebut tidak segera dilaporkan, Kantor Berita Korea Yonhap melaporkan.
Hujan salju lebat dapat menyebabkan runtuhnya bangunan dan kecelakaan lalu lintas seperti yang terjadi di Bandara Internasional Charles de Gaulle, Paris, pada tahun 2010, ketika atapnya runtuh, meski tidak ada masalah karena wisatawan dibawa terlebih dahulu.
Namun, pada tahun 2004, kecelakaan serupa di bandara menewaskan empat orang. Salah satu bencana terburuk akibat badai musim dingin terjadi di Texas pada tahun 2021, dimana enam orang tewas dan 36 lainnya luka-luka setelah 130 kendaraan terlibat kecelakaan akibat jalan yang tertutup es.
Saksikan video “Video: Pasangan Sedih di Gorontalo Dikubur Pakai Handuk Saat Tidur, 1 Meninggal” (upd/bnl)