Jakarta –

Saaih Halilintar gagal mengikuti PON XXI Aceh-Sumut 2024 karena alasan administratif. Jelas Manajer Tim Olahraga Golf PON Provinsi Banten Paulus Rudy.

Di lapangan golf tim Banten, PGI telah memilih lima pemain untuk berlaga di PON Banten 2024. Namun nama Saih Halilinter tidak masuk dalam lima pemain tersebut.

Apalagi sebagai pengelola tim Pon Banten, sosok Saih bukanlah atlet yang kita daftarkan di PON, tegas Rudy Paulus dalam video penjelasan yang diunggahnya di akun Instagram miliknya yang dilihat Detikcom. Jumat (6/9/2024)

Detikcom langsung menghubungi Rudy Paulus. Rudy meminta dan mengizinkan Saih Halilinter menerima keterangan Detikcom tentang kondisinya.

Rudy Paulus yang juga menjabat bagian Pengajaran dan Pengembangan PGI Banten menjelaskan, proses kualifikasi pemain PON sudah dilakukan sejak tahun lalu. Untuk berlaga di PON XXI Aceh-Sumut 2024, mereka sudah lolos lima pemain, namun nama Saih hilang.

Seleksi dan Kualifikasi dilakukan pada bulan Januari hingga Maret. Dari seleksi tersebut, 16 nama pemain, termasuk Saih Halilinter, masuk dalam daftar panjang untuk berpeluang mengikuti PON 2024.

“Yang peringkat 1 dan 2 itu nanti bisa masuk program panjang, dan itu sudah kita lakukan. Betul, Saih nomor 1, makanya Saih pasti kita masukkan ke program panjang. Enam belas pemain itu akan terus kita evaluasi. bersama-sama, termasuk tidak hanya pelatihan tetapi juga manajemen,” jelasnya.

Rudy Paulus meminta 16 pemain melengkapi aturan di KTP, untuk yang belum dewasa yakni KIA, Kartu Keluarga, BPJS dan NPWP. Saat pertama kali diposting, Saih Halilinter masih memiliki KTP DKI Jakarta.

Pada Maret 2024, Saih Halilinter menyerahkan data dirinya dan memiliki KTP dan KK Banten. Rudy mengaku terus berkomunikasi dengan tim manajemen Saih Halilinter untuk mempercepat penyelesaian berkas lain seperti NPWP dan BPJS.

Pengingat kelengkapan administrasi tak hanya diberikan kepada Saih Halilinter, melainkan juga kepada 15 pemain lain yang masuk daftar panjang.

“Karena pada akhir Juli (2024) seharusnya sudah ada lima nama yang akan masuk untuk berlaga di PON. Meski saat ini ada lima yang mendaftar, ada tiga yang tidak lolos saat Juli, tapi bisa. Selesai,” katanya.

“Sampai tanggal 30 Juli, Saih mengirimi saya WA, masih menanyakan ‘Paman, apakah saya bisa menggunakan NPWP orang tua saya?’ Pertanyaan saya wajar, ada yang tidak dipertimbangkan, yang kedua, saat itu saya jawab, ‘Maaf, Syeh tidak bisa ikut PON karena tidak memenuhi syarat menjadi pemimpin’, kata Paulus Rudy.

“Sebagai pengelola, saya punya tanggung jawab bersama tim, Kony Banten, dengan Pemprov Banten, kita harus memilih lima orang, tidak hanya keberhasilan atau kondisi dan perilakunya, tetapi juga secara administratif,” tegasnya.

Pada 1 Agustus 2024, PB PON mengumumkan nama lima pemain dari berbagai provinsi yang akan berlaga di PON 2024. Nama-nama ini tidak dapat diubah dengan alasan apapun.

“Tanggal 1 Agustus pernyataannya sudah siap, kami terima dari PB PON. Tanggal 6 Agustus kami berikan informasi atau pernyataan bahwa atlet ini dinilai sebagai pemain PON Banten, terima kasih kepada yang lain,” ujarnya. Paulus Rudy.

“Sedangkan Saih sendiri yang mengirim saya tanggal 1 Agustus, ada buktinya, NPWP dan BPJS. Ya saya bilang, ‘Sudah terlambat, maaf. Saya tidak mau ambil risiko dengan memasukkan pemain. Tidak ketemu’ karena itu berbahaya bagi tim karena kami bermain sebagai tim. Apalagi Banten hanya boleh punya dua pemain putra,” tutupnya.

Namun sejauh ini belum ada tanggapan maupun tanggapan dari Saih Halilinter maupun perwakilan Jenderal Halilinter. detikcom pun menghubungi manajemen Jenderal Halilinter dan tidak mendapat tanggapan.

Saksikan juga video ‘Cita-cita Rizky Juniansya ke depan adalah meraih medali emas di PON’:

(Beche/Wes)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *