Jakarta –
Saat ini olahraga lari sudah mulai menjadi salah satu fashion yang digemari oleh semua kalangan. Alasan meningkatnya jumlah orang yang melakukan olahraga ini adalah karena lari dianggap sebagai cara yang murah untuk tetap bugar dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.
Hanya bermodalkan sepatu khusus lari dan pakaian yang nyaman, seseorang bisa mendapatkan banyak manfaat dari lari, seperti menurunkan berat badan, menjaga kesehatan lutut, meningkatkan stamina, membangun daya tahan tubuh, dan menjaga bentuk tubuh.
Meski tergolong olahraga sederhana, para penggila lari atau pemula terkadang masih melakukan kesalahan saat memasuki dunia lari. Banyak dari mereka yang merasa tidak nyaman saat berlari, bukannya konsisten dan bugar.
Adystra Bimo, pelatih lari di Jakarta, mengatakan pelari pemula masih sering melakukan kesalahan umum. Oleh karena itu, hal ini membuat mereka merasa tidak nyaman saat berlari dan menyulitkan untuk mendapatkan manfaat dari lari yang tidak terstruktur
Sebagai pelatih lari profesional, Odystra menekankan agar pelari pemula sebaiknya memulai dengan pendekatan terstruktur dan menyesuaikan berdasarkan kemampuan individu. Perlu diingat bahwa banyak pelari yang masih memiliki rasa takut ketinggalan (FOMO) dan mengikuti cara lari orang lain.
“Mungkin kesalahannya lari tidak terstruktur karena setiap orang punya jalurnya masing-masing. Daripada meminta pelari mengikuti perjalanan orang lain, lebih baik ikuti perjalanan masing-masing, Kamis (17 Mei 2024) kata Distra kepada detikcom di Jakarta Selatan.
Distro menekankan bahwa pelari baru perlu memahami terlebih dahulu kekuatan tubuhnya. Menurutnya, lari dua kali seminggu merupakan olahraga yang cocok untuk pemula. Fokus pada jarak, bukan durasi
Dystra selanjutnya menemukan bahwa kesalahan umum yang dilakukan banyak pelari pemula adalah berfokus pada jarak lari mereka daripada lama larinya.
Salah satu tujuan aktivitas fisik, termasuk lari, adalah memperoleh manfaat ketahanan jasmani yang baik. Ia juga menyarankan para pelari baru untuk lebih fokus pada durasi larinya dibandingkan jarak larinya.
“Bagi yang baru mulai (berlari), salah satu tipsnya mungkin fokus pada durasinya dulu. Amannya mulai lari 10 atau 15 menit. Kalau badan kuat dan daya tahannya bagus, perlahan-lahan tingkatkan bebannya,” tambah Adistra.
Terakhir, Dystro menekankan bahwa pelari pemula harus konsisten dalam berlari. Mulailah juga dari jarak yang dirasa nyaman agar Anda menunjukkan konsistensi.
“Pertama, Anda harus memulai dengan jarak yang nyaman dan konsisten, itu sudah cukup bagi pemula,” tutupnya. Saksikan video “Kisah Seorang Komuter Jakarta yang Berani Melarikan Diri Setelah Lama Menunggu Angkutan Umum” (Devandra Abi Prosetio/kna)