Jakarta –

Rumah Djiaw Kie Song di Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat, menjadi saksi penculikan Sukarno oleh Muhammad Hatta sebelum Indonesia merdeka. Posisi rumahnya sudah tidak seperti semula, namun sudah dipindahkan.

Rumah itu masih berdiri. Dimana Jl. Pelopor Kemerdekaan Nomor 33, Rengasdengklok Utara, Kecamatan Rengasdengklok, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa.

Namun tempat tersebut bukanlah tempat wisata ketika ia bertemu dengan Sukarno dan Hatta bersama para pemuda, B.M Diah dan lain-lain pada tanggal 16 Agustus 1945.

Dahulu, rumah Jiaw Ki Xiong berada di tepian Sungai Citarum. Kemudian pada tahun 1957 dipindahkan ke lokasi sekarang.

Berbagai upaya telah dilakukan untuk menyelamatkan rumah-rumah dari banjir yang sering melanda kawasan tersebut.

Bu Yanto, istri cucu Jiaw Ki Song, yang kini menjadi pemilik rumah tersebut, mengatakan: “Dulu rumah ini dekat dengan sungai, jadi PDAM memperingatkan kami untuk pindah sebelum banjir mulai terjadi.”

Proses pemindahan rumah bersejarah ini tidaklah mudah. Setiap bangunan bata merah dan bata merah dibongkar dengan hati-hati dan dipindahkan satu per satu untuk menjaga keasliannya. “Rumah ini dibongkar dulu, bata merah yang ada di lantai dicopot satu per satu, lalu dipasang kembali di sini,” jelas Bu Yanto, cucu Jiaw Ki Song.

Keluarga Djiaw Kie Song memutuskan untuk pindah rumah dari tanah milik keluarga untuk menghindari pembelian tanah baru yang dianggap berguna.

“Ini tanah keluarga, jadi kami harus pindah ke sini tanpa membeli tanah baru,” tambah Ibu Ianto.

Saat rumahnya dipindahkan, tempat barunya masih berupa hutan yang sangat sepi.

“Dulu di sini masih Leuweung, tidak ada penghuninya, hanya beberapa rumah saja,” kata Bu Ianto mengenang suasana saat itu.

Meski sudah pindah, namun rumah ini tetap menjadi saksi sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selain penculikan Soekarno-Hatta, rumah ini juga menjadi tempat rencana tindakan penanggulangan terhadap para pemuda peserta kemerdekaan Indonesia.

Rumah Djiaw Kie Song kini menjadi tempat wisata yang bisa dikunjungi masyarakat umum. Meskipun tidak ada biaya masuk, para tamu dapat memberikan sumbangan sukarela yang dikirimkan dalam kotak di rumah.

“Kotak sumbangan ini dimaksudkan untuk membantu pemeliharaan gedung,” kata penjaga.

Lokasinya membuat rumah ini sering dijadikan tempat berkumpulnya berbagai keluarga.

“Setiap bulan Agustus, berbagai masyarakat lokal, termasuk pecinta alam dan sepeda motor, sering berkumpul di sini,” kata pemilik toko terdekat.

“Agustus lalu banyak sekali acaranya, dan akhir-akhir ini semua dari kelompok lingkungan hidup hingga kelompok sepeda motor dari Jakarta datang ke sini,” tambah pemilik toko terdekat.

Atap rumah dari jerami perlu sering diganti karena bocor akibat jatuhnya buah mangga yang menimpa pohon di dekatnya.

“Gentengnya cenderung bocor, sehingga perlu diganti untuk melindungi interior dari hujan,” kata Ianto.

Rumah ini terus dipelihara oleh keluarga Djiaw Kie Song, hingga kini sudah memasuki generasi ketiga. Meski menghadapi tantangan perubahan zaman, namun mereka berusaha menjaga keaslian bangunan bersejarah tersebut.

Ibu Ianto menambahkan: “Kami terus merawatnya semaksimal mungkin agar kisahnya tetap hidup.”

Para tamu menghargai kebersihan rumah. Donnie, salah seorang pengunjung dari Bekas, mengetahui bahwa perabotan yang ada di rumah tersebut adalah replika, namun hal itu tidak mengurangi kesan bahwa rumah tersebut adalah rumah terkait cerita Wahyu 1945.

Meski kasurnya diganti, dekorasi seperti foto-foto lama benar-benar menghidupkan suasana ruangan sehingga serasa ada momen bersejarah yang terjadi di sini, kata Donny.

Rumah Djiaw Kie Song memberikan pengunjung pengalaman menemukan peristiwa-peristiwa terpenting dalam perjuangan nasional Indonesia. Pengunjung bisa merasakan suasana peperangan dari setiap sudut rumah ini.

Sebagai saksi bisu penculikan Soekarno-Hatta, rumah ini berperan penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan. Apa yang terjadi di Rengasdengklok adalah awal dari serangkaian pengungkapan yang menentukan masa depan negara.

Dengan kekayaan sejarah dan lokasinya yang indah, Rumah Djiaw Kie telah menjadi landmark penting di Karawang, sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya perjuangan kemerdekaan bagi generasi mendatang. Saksikan video “Kekacauan Saat Relokasi Pasar Rengasdengklok Karawang!” (wanita/wanita)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *