Moskow –

Read More : Tukang Cuci Piring Jadi Miliuner Raja AI, Ini Kunci Sukses Jensen Huang

Rusia baru-baru ini meluncurkan rudal balistik jenis baru yang disebut Oreshnik ke Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa rudal balistik yang baru dikembangkan tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan.

“Tidak ada hambatan terhadap rudal tersebut, tidak ada cara untuk mencegatnya. Dan saya tekankan sekali lagi bahwa kami akan terus menguji sistem terbaru ini. Penting bagi kami untuk terus memproduksinya,” kata Putin.

Putin mengatakan dia melancarkan serangan dengan rudal balistik jarak menengah baru sebagai respons terhadap penggunaan senjata Barat jarak jauh pertama oleh Ukraina terhadap sasaran di Rusia. Ukraina telah menembakkan ATACMS buatan AS dan rudal Shadow Inggris/Prancis ke wilayah Rusia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan sebelumnya bahwa serangan rudal hipersonik Oresnyk adalah peringatan bagi sekutu Barat Ukraina yang ceroboh.

Oreshnik disebut mampu meluncurkan senjata nuklir, namun untuk saat ini masih dianggap sebagai senjata konvensional. Putin menyatakan pertahanan udara tidak mampu menghentikan Oresnyik yang menyerang dengan kecepatan Mach 10, yakni 2,5-3 kilometer per detik.

Rudal hipersonik sendiri bergerak setidaknya lima atau lima kali kecepatan suara dan dapat bermanuver saat terbang, sehingga lebih sulit dilacak dan dicegat. “Sistem pertahanan udara modern tidak bisa mencegat rudal-rudal ini. Itu tidak mungkin,” kata Putin, seperti dikutip France 24 detikINET.

Intelijen militer Ukraina menulis di Telegram bahwa rudal tersebut terbang dari Kapustin Yar di Astrakhan ke kota Dnipro, sekitar 800 kilometer jauhnya, dalam 15 menit dan mencapai kecepatan tertinggi lebih dari Mach 11.

Menurut pakar militer Viktor Baranec, rudal Oreshnik dapat membawa tiga hingga enam hulu ledak. Igor Korotchenko, editor surat kabar Pertahanan Nasional Moskow, mengatakan berdasarkan video serangan itu bahwa Oresnyk dikendalikan oleh beberapa hulu ledak independen.

Hulu ledaknya konvensional, tetapi bisa juga membawa hulu ledak nuklir. Seorang pejabat AS mengatakan Rusia secara eksperimental menggunakan rudal balistik jarak menengah yang mampu menjangkau antara 1.000 dan 3.000 kilometer.

Rudal yang diluncurkan di Dnipro dikenal sebagai Multiple Independence Reentry Vehicle (MIRV). Rudal ini membawa serangkaian hulu ledak, yang masing-masing dapat menargetkan lokasi tertentu, memungkinkan satu rudal balistik meluncurkan serangan yang lebih besar.

Tonton “Video: Uji Coba Peluncuran Rudal Hipersonik, Putin Ancam Serius Negara-Negara Barat” (fyk/fyk)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *