Jakarta –
Indonesia selangkah lebih dekat untuk menjadi anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Indonesia baru saja memasuki tahapan penting menjadi anggota OECD, yaitu proses aksesi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Indonesia hanya membutuhkan waktu tujuh bulan untuk menerapkannya, sedangkan Argentina yang juga baru menerapkannya membutuhkan waktu lima tahun. Sejauh ini, ada 38 negara yang mendukung masuknya Indonesia ke OECD.
Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah Indonesia menyerahkan memorandum pertama langsung ke OECD. Ini adalah dokumen yang diserahkan oleh negara-negara pengganti OECD untuk mengukur tingkat kepatuhan terhadap hukum, kebijakan, dan praktik negara kandidat OECD. Dokumen ini adalah yang pertama dari serangkaian proses untuk menyelaraskan peraturan, kebijakan dan standar nasional dan OECD.
“Setelah proses ini, langkah selanjutnya Indonesia menyiapkan memorandum. Memorandum tersebut akan berisi dokumen yang memuat seluruh kesepakatan yang diminta oleh komite manajemen OECD,” kata Airlangga usai rapat terbatas di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Kamis (16/5/2024).
Ada 26 kebijakan yang harus dikaitkan dengan OECD, mulai dari kebijakan keuangan dan ekonomi, antikorupsi, persaingan sehat, hingga ekonomi digital. Indonesia diberi waktu 280 hari atau 9 bulan dari sekarang untuk mempersiapkan dokumen memorandum pertama.
Airlangga mengatakan Indonesia bertujuan untuk bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan dalam tiga tahun ke depan. Hingga saat ini, belum ada negara yang dengan cepat menerima keanggotaan dalam Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan. Indonesia ingin mencontoh Chile yang proses aksesinya hanya memakan waktu tiga tahun.
“Ini memakan waktu 3 sampai 4 tahun. Tidak ada negara yang bisa diterima dalam satu tahun. Target tiga tahun kita sama dengan Chile,” jelas Airlangga.
Airlangga mencatat, pemerintah telah menunjuk Project Management Office (PMO) di bawah Kementerian Pembangunan Ekonomi untuk mempercepat proses bergabung dengan OECD.
Di sisi lain, Indonesia juga akan mengundang OECD untuk bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sekretaris Jenderal OECD Matthias Cormann akan bertemu Jokowi akhir bulan ini di kediaman presiden. (benda/gambar)