Jakarta –
Menteri Perdagangan Budi Santoso mengatakan beberapa bahan pangan masih diimpor dalam jumlah besar, seperti beras, garam, gula, dan jagung. Ia mengatakan, jika Indonesia bisa swasembada barang-barang tersebut, maka bisa menghemat $5,2 miliar atau Rp83 triliun (kurs Rp16.100).
“Jika swasembada keempat komoditas ini diterapkan, kita bisa menghemat devisa sekitar $5,2 miliar. Bisa untuk pupuk, pertanian, dan perikanan,” kata Budi dalam rapat koordinasi terbatas bidang Pangan di Jatim. Tayang hampir Selasa (7/1/2025).
Untuk impor beras tahun ini, pemerintah membuka kuota sebanyak 3,6 juta ton. Impor didorong oleh menurunnya produksi beras dalam negeri akibat fenomena El Nino.
Kemudian, untuk meningkatkan produksi dalam negeri, pemerintah memutuskan untuk tidak mengimpor beras, jagung, garam, dan gula untuk konsumsi. Kata Budi, keempat item tersebut sebenarnya merupakan jenis pangan impor terbesar dalam lima tahun terakhir.
Memang dalam lima tahun terakhir impor bahan pangan yang bernilai tinggi seperti beras dan garam. Namun trennya menurun. Beras dan jagung justru meningkat, ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hasan memastikan Indonesia tidak akan mengimpor pangan tertentu pada tahun 2025. Mulai dari beras, jagung, gula, dan garam, Indonesia tidak akan mengimpor lagi.
Hal itu dibenarkan Zulhas usai rapat tingkat swasembada dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/12/2024).
“Pada pertemuan pertama, kami memutuskan dan untuk pertama kalinya tidak melakukan impor beras pada tahun depan,” kata Zulhas. Jangan impor beras, tambahkan jagung, tambahkan jagung, tambahkan gula, tambahkan garam.
Saksikan video ‘Zulhas Jelaskan 2 Cara Menjadi Mandiri Pangan’:
(ada / rd)