Jakarta –
Menteri Dalam Negeri (Mandagri) Tito Karnavin bereaksi terhadap lemahnya daya beli setelah lima bulan terpuruk. Pengurangan lanjutan ini akan berlangsung pada Mei hingga September 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat akan terjadi kontraksi sebesar 0,03 persen sebulan pada Mei 2024. Setelah itu akan meningkat menjadi 0,08 persen persen pada Juni 2024. Terus bertambah pada Juli 2024 mencapai 0,18 persen. Pada Agustus 2024, angkanya kembali ke level 0,03%, kembali ke 0,12% pada September 2024.
Jawabnya, tidak ada penurunan pembelian Tito. Hal ini terlihat dari data inflasi yang dilacaknya.
“Ada yang menilai daya beli masyarakat menurun. Saya sempat membicarakan hal ini dengan Ibu Amalia, Kepala Ekonom Bipanas. .Berbulan-bulan daya beli masyarakat menurun,” kata Tito dalam Konferensi Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2024 yang dipublikasikan secara online, Senin (28/10/2024).
Ia menjelaskan, inflasi ada dua jenis, yakni inflasi inti dan inflasi produk atau jasa yang tidak berkelanjutan. Berdasarkan data inflasi bulanan September 2024, kelompok makanan jadi, minuman, dan tembakau memberikan kenaikan tertinggi sebesar 0,59 persen.
Diperkirakan daya beli masyarakat dapat dilihat dari pengeluaran pokok, seperti pendidikan, perawatan pribadi, dan jasa lainnya, hingga barang dan peralatan rumah tangga.
“Daya beli masyarakat biasanya dijelaskan oleh inflasi, kecuali makanan, minuman, tembakau, atau sumber daya keuangan penting. Mengapa? Mengapa? Mengapa ?memiliki uang atau membutuhkan makanan untuk bertahan hidup, tetapi kebutuhan sekunder menentukan daya beli masyarakat.
Jika melihat data inflasi September 2024, perawatan pribadi dan jasa lainnya meningkat sebesar 0,38%, disusul pendidikan sebesar 0,29%, serta penggunaan barang dan rumah tangga sehari-hari sebesar 0,12%.
“Maksudnya? Masyarakat punya uang untuk perawatan diri, seperti ke salon, pijat kaki, potong rambut, facial. Masyarakat beli kursi dan lain-lain. Kalau permintaannya tinggi, maka harga akan naik karena sektor tersebut Artinya, jika masyarakat tidak berbelanja maka daya beli masyarakat akan menurun,” jelasnya. (rd/rd)