Jakarta –
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan akan terjadi penurunan konsumsi rumah tangga pada triwulan II tahun 2024. Artinya, masyarakat cenderung menunda pengeluaran selama periode ini.
Presiden Apindo Shinta Jenderal Vijaya Kamdani mengatakan potensi pengurangan biaya menjadi perbincangan di kalangan pengusaha. Menurutnya, dengan adanya situasi tersebut, pihaknya harus bersiap mengantisipasinya.
– Ya benar, kami bertemu dengan asosiasi kemarin. Asosiasi mengatakan hal yang sama. Jadi itu benar-benar akan terjadi, kita harus segera mengantisipasinya dan bersiap,” kata Shinta saat ditemui di kantor DPN Apindo. , Jakarta Selatan, Rabu (08/05/2024).
Menurut dia, keadaan seperti itu harus segera diantisipasi oleh para pengusaha agar kelangsungan usaha tidak terganggu. Ia mengingatkan para pengusaha agar tetap mampu beradaptasi untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan.
Makanya saya bilang ini saatnya menjaga imunitas, ujarnya.
Di sisi lain, Shinta tetap optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu bertahan di kisaran 5% pada tahun ini. Hal ini mencerminkan kinerja Indonesia dalam menghadapi kondisi pasca-Covid-19. Perekonomian Indonesia terbukti mampu bertahan terhadap gejolak perekonomian global.
“Kalau kita lihat kuartal I 5,11% dan itu bagus. Namun saat itu sedang lebaran, sehingga terjadi lonjakan konsumsi. Kami cukup optimis target pertumbuhan ekonomi 5% akan tercapai,” jelasnya. .
Sekadar catatan, penurunan belanja pemerintah sebelumnya sempat disinggung oleh Presiden Aprindo Jenderal Roy Nicholas Munday. Ia mengatakan, pertumbuhan industri ritel modern dalam tiga bulan hingga Juni hanya sebesar 4%-5% year-on-year (y-o-y). Angka ini lebih rendah dibandingkan triwulan I yang berkisar 5-7%.
“Diperkirakan akan menjadi sekitar 4-5% pada kuartal kedua.” Jadi marginnya lebih kecil,” kata Roy kepada wartawan di Jakarta, Selasa (7 Mei 2024). (buah/lunas)