Jakarta –
Kehadiran pemain baru asal China di industri otomotif membuat konsumen punya lebih banyak pilihan. Bahkan ada pula yang menawarkan mobil dengan harga yang sangat terjangkau.
Perang harga ini sering terjadi. Misalnya saat Wuling meluncurkan Bingo EV di Indonesia, ‘serangan’ dilancarkan Neta dengan V-II.
Bahkan belakangan ini kehadiran BYD M6 membuat pertarungan semakin panas. Selain itu, banyak insentif yang diberikan pemerintah agar kendaraan listrik lebih terjangkau.
Situasi seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di Thailand. Hal ini menyebabkan banyak pabrikan Jepang menutup pabriknya di sana.
Namun menurut ramalan CEO Mitsubishi Motors Corporation (MMC), situasi tersebut kurang baik. Langkah pabrikan Tiongkok untuk menawarkan mobil listrik murah tidak sejalan dengan infrastruktur yang dikembangkan.
CEO MMC Takao Kato mengatakan, “Banyak kendaraan listrik yang datang (ke pasar Thailand) dari Tiongkok, beberapa di antaranya mencatatkan penjualan yang sangat baik. Namun, sejak awal tahun ini, saya yakin penjualan BEV akan menurun secara signifikan.” segera.
“Mungkin lingkungan di Thailand belum siap untuk mobil listrik ramah lingkungan, infrastrukturnya belum berkembang, dan masyarakat masih enggan membeli mobil listrik ramah lingkungan saat ini,” lanjutnya.
Situasi ini tampaknya bermanfaat bagi masyarakat. Pilihannya beragam dan harga bersaing. Namun, dari sudut pandang CEO Mitsubishi Motors Corporation, hal ini pasti akan membingungkan pembeli.
“Terkadang saya melihat harga (mobil listrik) turun berkali-kali. Makanya masyarakat Thailand mengeluhkan situasi tersebut,” lanjutnya.
Seperti kebanyakan pabrikan Jepang, Mitsubishi bermain praktis. Mereka tidak ingin langsung membawa masyarakat ASEAN ke platform mobil listrik murni, melainkan hadir dengan mobil hybrid.
Strategi ini sebenarnya dinilai diterima dengan baik oleh pasar. Mitsubishi mengklaim model hybrid yang diluncurkannya diminati konsumen bahkan melebihi ekspektasi.
“Pada saat yang sama, kami meluncurkan Xpander Hybrid di Thailand dan diterima dengan baik oleh konsumen di Thailand. Ternyata lebih dari yang kami harapkan,” kata Kato.
Mitsubishi punya strategi serupa di Indonesia. Pabrikan asal Jepang ini berjanji akan memboyong mobil hybridnya ke Indonesia dalam waktu dekat, bukan mobil listrik murni.
“Seperti yang saya sampaikan, akan banyak kompetitor yang datang, tapi kami sangat yakin telah meraih hasil yang baik. Kami berharap bisa mengulanginya di Indonesia,” kata Kato. Tonton videonya: “Takut Amerika kebanjiran mobil listrik dari China, ini kebijakan Joe Biden” (mhg/rgr)