Jakarta –

Istilah “tuli” belakangan ini viral di media sosial seiring dengan gaduhnya kemungkinan hasil rapat Badan Legislasi (Baleg) DPR RI terkait UU Pilkada yang diduga membatalkan putusan Mahkamah Konstitusi ( MK). Tiba-tiba, video dan gambar ‘Peringatan Darurat’ yang menunjukkan betapa mendesaknya situasi tersebar di banyak media sosial.

Namun, ada juga sebagian orang yang memilih untuk tidak membagikan suaranya lebih lanjut.

“Ya, apa yang harus saya lakukan dengan orang yang tidak tahu apa-apa…” Anda bisa melakukan itu. Tolong jangan tuli. Ini adalah NEGARA ANDA dan PEMBUAT SUARA ANDA. Anda tidak harus bertindak seolah-olah Anda tidak bisa karena yang penting dan diistimewakan juga bisa, kenapa tidak? Cari informasi dan PENDIDIKAN diri sendiri,” cuit salah satu warganet.

“Nanti kalau undang-undang penyiaran sudah sah, jangan menangis dan mengadu ke saya. Tuli nada,” keluh warganet lainnya.

Perspektif psikologis penyandang tunarungu

Tuli nada merupakan suatu bentuk perilaku dimana seseorang sengaja menutup diri dan tidak ingin mengetahui emosi orang lain.

Menurut psikolog klinis Ella Titis Wahyuniansari, anggapan bahwa sifat tuli nada menghambat interaksi seseorang dengan lingkungan akan menimbulkan masalah psikologis tersendiri.

“Kalau saya tidak peduli dengan lingkungan, saya membuat kekacauan dan sebagainya. Lalu saya tidak nyaman dengan lingkungan tersebut, kemudian menjadi masalah psikologis. Perilaku saya tidak diterima masyarakat,” ujarnya saat dihubungi detikco. . Kamis (22/8/2024).

Terkait permasalahan psikologis yang ditimbulkan dari gangguan pendengaran, Ella mengatakan hal tersebut bisa diatasi secara perlahan. Salah satu caranya adalah dengan peka dan terbuka terhadap lingkungan.

“Kita harus mulai membuka telinga, membuka mata, belajar bahwa orang lain juga punya perasaan. Kita harus mulai mengembangkan empati,” ujarnya.

Selain itu, Ella menasihati mereka yang mendapati dirinya tuli untuk menempatkan diri pada posisi orang lain.

“Contohnya kalau saya jadi dia, saya pasti ingin diperlakukan seperti ini, berpikir dulu sebelum bertindak,” tutupnya. Tonton video “Tips Menemukan ‘Skincare Guru’ yang Autentik di Media Sosial” (dpy/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *