Jakarta –
Sebutan “Raja Jawa” bergema dan membentang sepanjang waktu. Nama ini membawa kita kembali ke masa kerajaan.
Lantas, seberapa besar kekuasaan Raja Jawa dalam konteks saat ini? Sejarawan Asep Kambali mengatakan, raja Jawa mempunyai kekuasaan yang besar.
Itu menurut tim Pulau Jawa. Diketahui penduduk Indonesia masih tinggal di Pulau Jawa, dan mayoritas penduduknya tinggal di Provinsi Jawa Barat.
“Jadi tentu kekuatannya besar. Kenapa karena kita lihat orangnya,” kata Asep kepada detikTravel, Kamis (22/8/2024).
“Penduduk Pulau Jawa mayoritas dari seluruh Indonesia. Jabar saja hampir 50 juta jiwa. Belum Jawa Timur dan Jawa Tengah,” tuturnya.
Faktanya, banyak masyarakat di Pulau Jawa yang harus pindah atau mungkin datang. Oleh karena itu, menurut Asep, kekuasaan raja Jawa itu sangat nyata meski ditarik hingga saat ini, karena tidak ada perubahan jumlah penduduk.
Jadi secara keseluruhan hampir 80%, mungkin 70-80% penduduk Indonesia tinggal di Pulau Jawa. Bahkan banyak yang merantau dan sebagainya, kata Asep.
“Jadi dalam konteks ini lebih kuat. Karena pemilihnya mayoritas di Pulau Jawa. Begitulah,” jelas raja Jawa dari Bahlil itu.
Sebelumnya, Presiden Partai Golkar Bahlil Lahadalia menyinggung soal Raja Jawa saat berpidato di Musyawarah Nasional (Muna) XI Golkar. Katanya hati-hati dengan gambar itu.
Bahlil berseloroh jangan main-main dengan “Raja Jawa” itu kecuali ingin terluka. Berbicara tentang kepala pemerintahan, dia bercanda tentang “Raja Jawa”, memperingatkan pejabat untuk tidak bermain-main dengan Raja Jawa.
“Sebenarnya Raja Jawa ini, kalau kita ada, celakalah kita. Aku hanya ingin memberitahumu, jangan coba-coba bermain-main dengan hal-hal ini. Wah, hal-hal ini berbahaya dan enak, kuberitahu kamu ,” kata Bahlil.
Bahlil mengatakan dampak peringatannya sudah terbukti. Ia juga tidak menjelaskan apa yang dimaksud dengan gambar Raja Jawa tersebut. Saksikan video “Hasto Sentil Bahlil Raja Jawa: Kita Punya Presiden” (msl/wsw)