Jakarta –
Raffi Ahmad mengumumkan akan meninggalkan proyek beach club yang akan dibangun di Gunungkidul, Yogyakarta. Namun WALHI tetap menolak karena belum bisa dipastikan apakah proyek tersebut akan dibatalkan.
Kontroversi rencana Raffi Ahmad membangun beach club berkapasitas 300 kota di Pantai Krakal Gunungkidul menuai banyak protes. Banyak netizen yang memprotes melalui Instagram Stories atau petisi Change.org.
Banyak yang menolak karena proyek tersebut rencananya akan dibangun di dalam Kawasan Pemandangan Alam Karst Gunung Sevu (KBAK). Tempat ini merupakan kawasan geologi yang dilindungi.
Bahkan petisi “Tolak Pembangunan Resort Raffi Ahmad di Gunungkidul!” yang akan dimulai pada Maret 2024 di Change.org, menurut data riset detikTravel, pada Rabu (12/06/2024) sudah ada 57 ribu orang yang menandatanganinya.
Untuk meredam keributan, Raffi Ahmad mengumumkan penghentian proyek beach club yang rencananya akan dibangun di Kawasan Pemandangan Alam Karst Gunung Sewu (KBAK).
“Saat ini saya ingin menyampaikan pernyataan terkait pemberitaan yang ramai diperbincangkan terkait proyek Gunungkidul. Sebagai warga negara Indonesia yang taat hukum, saya juga memahami bahwa ada beberapa kekhawatiran masyarakat terhadap proyek ini yang tidak benar. dengan peraturan terkait,” kata Raffi dalam keterangan yang dirilis melalui video.
Menyikapi hal tersebut, Forum Lingkungan Hidup Yogyakarta (WALHI) menyatakan bahwa keringanan tersebut masih perlu dilaksanakan bahkan diperpanjang.
“Pengecualian ini harus diperluas hingga mencakup banyak orang, karena pembangunan Bekizart Resort and Beach Club yang rencananya akan menampung 300 vila dan tiga restoran di Pantai Krakal jelas akan merugikan ekosistem ekologi KBAK Gunung Sewu,” ujarnya. dikatakan. Pengacara WALHI Yogyakarta, Rizki Abiyoga, kepada detikTravel, Rabu (6 Desember 2024).
Ia menjelaskan, karst berperan sebagai pengikat karbon. Ada pula sistem penyediaan air bersih yang bisa dimanfaatkan warga Gunungkidul. Hal ini tentu bermanfaat bagi warga sekitar yang sedang mengalami krisis air. Ia juga menjelaskan Kapanewon Tanjungsari merupakan daerah rawan kekeringan.
Oleh karena itu, gelombang kepercayaan yang semakin besar ini harus terus berlanjut karena selain kerusakan ekosistem ekologi, keuntungan besar yang diperoleh para pengusaha yang merusaknya juga dapat dinikmati oleh masyarakat yang lebih luas, lanjutnya.
Meski Raffi Ahmad mengundurkan diri, namun ia mengatakan hal tersebut tidak menjamin proyek besar tersebut akan terhenti. Sebab, seperti halnya bisnis, banyak pihak yang terlibat, tak hanya Raffi Ahmad.
Ia juga meminta banyak pihak untuk terus menolak komunikasi pembangunan yang dapat merugikan lingkungan.
“Meski kabar terkini Raffi Ahmad mundur dari proyek tersebut, namun tidak ada jaminan Proyek Pengembangan Bekizart Resort dan Beach Club akan dibatalkan. Oleh karena itu, gelombang penentangan harus terus berlanjut dan harus terus berkembang, karena perluasan yang merugikan seluruh masyarakat ini dapat mendorong segala cara untuk kepentingan pembangunan proyek tetap dipertahankan,” jelasnya.
“Juga ketika Raffi Ahmad mengundurkan diri, rekan bisnisnya tidak menginginkan hal itu,” tutupnya.
Saksikan video “Gunggungkidul Beach Club State Batal Situasinya oleh Raffi Ahmad” (wkn/wsw)