Jakarta –
Pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov memiliki banyak kekayaan. Forbes menyebutkan kekayaannya saat ini sebesar 15,5 miliar USD atau lebih dari Rp 252 triliun. Namun ternyata pria asal Rusia ini menggunakan smartphone yang harganya sangat murah jika dibandingkan dengan kekayaannya.
Dalam postingan di akun Telegram resminya, Durov memperlihatkan ponselnya yang rusak tempat case terjatuh dari tubuhnya akibat terkena cuaca yang sangat panas di Dubai. Telegram kini berkantor pusat di Uni Emirat Arab.
Menariknya, ponsel yang digunakannya adalah Galaxy A52, ponsel kelas menengah besutan Samsung. Smartphone ini dirilis beberapa tahun lalu dan harga barunya berkisar Rp 5 jutaan, namun sepertinya sudah tidak diproduksi lagi. Durov mengaku sudah lama menggunakannya sebagai ponsel utama.
“Saya telah menggunakan Samsung seharga $180 ini sebagai perangkat utama saya selama dua tahun terakhir. Saya memilihnya karena ini adalah salah satu ponsel yang paling banyak digunakan di kalangan pengguna Telegram,” tulisnya di Telegram.
“Saya ingin memahami pengalaman mereka untuk melayani mereka dengan lebih baik. Tapi sepertinya saya akan segera mengganti ponsel saya,” kata pria 39 tahun itu, dikutip detikINET Gagadget.
Durov sebelumnya mengaku meninggalkan Rusia karena tidak ingin menerima perintah dari pemerintah. Ia menyebut klaim bahwa Telegram dikuasai Rusia adalah rumor palsu yang disebarkan oleh kompetitor yang khawatir dengan pertumbuhan Telegram.
“Saya lebih memilih bebas daripada menerima perintah dari siapa pun,” kata Durov tentang kepergiannya dari Rusia. Ia pernah mencoba pergi ke Amerika Serikat, namun menurutnya, terutama dalam merekrut talenta global, birokrasi di sana terlalu banyak, dan ia diserang di jalanan San Francisco oleh orang-orang yang mencoba mencuri ponselnya untuk mencuri.
Yang lebih mengkhawatirkan, katanya, ia mendapat terlalu banyak perhatian dari badan keamanan AS, termasuk FBI. Durov mengklaim bahwa lembaga-lembaga AS sedang mencoba mempekerjakan karyawan mereka untuk menemukan pintu belakang Telegram. FBI belum menanggapi tuduhan Durov.
Durov juga memilih Uni Emirat Arab karena merupakan negara netral yang ingin berteman dengan semua orang dan tidak bersekutu dengan negara adidaya. Jadi dia yakin UEA adalah tempat terbaik untuk Telegram. Simak video “Menkominfo: Telegram Tak Kerja Sama Perluas Judol” (fyk/fay)