Jakarta –
Pelabuhan Tanjung Priok adalah pelabuhan tersibuk di Indonesia, berencana untuk menangani pembangunan barang, bersama dengan rencana transportasi kewirausahaan truk Indonesia (Aprindo).
Rencana tersebut mengikuti penolakan terhadap Konsolidasi Transportasi (SKB) Skip of Lebaran Transportasi 24 Maret 2025 untuk transportasi transportasi Operasional Barang (SKB).
Di SKB, pembatasan pengangkutan barang berlaku selama dua minggu, yang secara otomatis mempengaruhi pintu dan distribusi logistik yang lunak. Terlepas dari layanan kapal dan memuat dan memuat dan mengunduh pintu, pengoperasian truk pengangkut dapat mengumpulkan kapal dan wadah pintu. Jika ini terjadi, biaya logistik akan meningkat karena ketidakseimbangan antara barang dan kapasitas transportasi.
Melamar dari Maret 2025 hingga 2025 pada 8 April 2025, yang akan mengakhiri truk operasional sebagai bentuk protes terhadap SKB.
Presiden Gemilang Trigan mengkritik pengurangan yang lama, menurutnya bahwa tidak ada tujuan pemerintah untuk mendorong ekonomi nasional. “Jika ekspor impor juga terbatas, yaitu, kontraproduktif dari upaya pertumbuhan ekonomi,” katanya dalam sebuah pernyataan yang ditulis pada hari Jumat (14/03/03/2012).
Sementara itu, Logistik Indonesia dan Asosiasi Maju (ALFO) menyarankan revisi aturan pembatasan. Presiden Adil Karim Alfa Jacarta mengatakan bahwa durasi pembatasan dua minggu mungkin sangat panjang dan bahwa sektor logistik dapat membahayakan. Pembatasan mengusulkan agar ia hanya menerapkan H-4 H + 4 H + 4 Lebaran untuk mempertahankan aliran barang yang lunak tanpa mengganggu aliran yang menghadap dan mundur.
Pengguna Layanan Transportasi Indonesia (DEPALINDO) dan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) juga mengeluarkan kekhawatiran tentang SKB ini. Presiden Dirginoro mengatakan aturan ini untuk melemahkan kinerja ekspor dan meningkatkan biaya logistik karena meluncurkan pelabuhan dan pemuatan dan kegiatan pembongkaran sementara transportasi barang terganggu.
Toto mengusulkan agar pemerintah mengatur yang paling fleksibel, seperti memberikan lisensi operasional terbatas tanpa mencampur ekspor dan impor lunak.
Prihatin, bahwa ‘waktu penutupan’ mengganggu kapal, kegiatan ekspor mengharuskan Anda bekerja, beradaptasi dengan transportasi darat, seperti adaptasi rute atau jam operasi. Tanjung Priok, yang terletak di bagian dalam Porto, Jabodetab dan daerah sekitarnya, memungkinkan adaptasi ini. (RRD / RIR)