Jakarta –

Read More : AC Split 1/2 PK Transmart Full Day Sale Diskon Rp1 Jutaan

Program pangan bergizi gratis yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakaboming Raka telah mampu menyerap produk-produk petani dan peternak.

Hal ini tidak lagi membuat Kepala Badan Pangan Nasional (BAPNAS) Arif Prastiv Adi khawatir karena proyek ini adalah tentang bekerja dari atas ke bawah dalam ekosistem pangan untuk mencapai swasembada. Mulai dari pengadaan hingga tahap hilir.

“Kita harus siap berkolaborasi di hulu dan hilir ekosistem pangan. Dari masukan sampai ke bawah. Semoga sukses untuk kita semua. Dengan program pangan gratis dari Presiden terpilih, kita semua bisa berbuat lebih banyak. Kita tidak punya khawatir produk pertanian kita terserap,” kata Arif pada Seminar Nasional: Strategi Mewujudkan Swasembada Pangan Menuju Indonesia Emas 2045, Gedung DPR RI, Jakarta, (25/6/2024)

Menurut dia, jika proyek ini terealisasi pada tahun ini. Hal ini akan meningkatkan perekonomian pedesaan. Sebab, pangan yang akan digunakan dalam proyek tersebut akan menggunakan produk dalam negeri.

“Tahun ini kita mulai dengan anggaran Rp 71 triliun. Kalau bisa kita tidak bisa mengimpor barang impor. Karena akan mendongkrak perekonomian pedesaan,” jelasnya.

Arif kemudian menjelaskan situasi terkini mengenai ketahanan pangan di Indonesia, misalnya saja Indeks Ketahanan Pangan Global (GFSI) Indonesia pada tahun 2022 berada di peringkat 63 dari 113 negara dengan skor 60,2.

GFSI menunjukkan ketahanan pangan suatu negara dengan mempertimbangkan berbagai aspek. Daya tahan, ketersediaan, kualitas dan keamanan serta efisiensi

Arif mengatakan, masih ada 64 kabupaten/kota di Indonesia yang masih menghadapi ancaman ketahanan pangan. Hal ini disebabkan karena produksi pangan di wilayah tersebut lebih rendah dibandingkan kebutuhan dan adanya peningkatan jumlah anak kecil serta terbatasnya akses terhadap air bersih.

“Prevalensi Asupan Gizi Tidak Memadai” Ia menambahkan: “Prevalensi gizi kurang (PoU) adalah persentase penduduk yang tidak mengonsumsi cukup energi untuk mempertahankan gaya hidup sehat dan aktif. POU kami diskon 3,8% dari standar dan sekitar 5% dari target.”

Selain itu, kualitas konsumsi pangan Indonesia belum seimbang. Arif mengatakan masyarakat Indonesia masih banyak mengonsumsi lemak, minyak, dan biji-bijian, bahkan makanan hewani, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *