Jakarta –

Pemerintah menaikkan harga jual maksimum (HET) Oilita dari Rp 14.000 per liter menjadi Rp 15.700 per liter. Oleh karena itu, sebagian besar kelompok harga Minyakita naik di atas HET.

Berdasarkan Sistem Survei Pasar Dasar dan Kebutuhan (SP2KP) Kementerian Perdagangan (Kemendag), terpantau harga Minyakita sesuai HET atau lebih rendah dari HET hanya di beberapa daerah, seperti Jawa Timur, Barat. Sumatera dan Bangka Belitung. Bahkan, Minyakita dijual hingga Rp 18.500 per liter di Maluku Utara.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga mengatakan alasan mahalnya harga Minyakita di pasaran. Menurut dia, kenaikan tersebut terjadi akibat adanya aktivitas berkumpulnya distributor lapis kedua hingga pengecer. Dia menilai, pengumpulan itu dilakukan pihak distributor saat tersiar kabar HET Oilita akan dipromosikan.

“Iya soalnya bakal ada progres ya. Tapi mereka juga sedang mengatasinya, bulan Mei nggak jalan, bulan Juni juga. Wah, akhirnya rilis, tapi bulan Juli mulai (yang ‘menumpuk lagi),” kata Sahat saat ditemui di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

Lebih lanjut, dia mengakui produsen minyak goreng terus memasok minyak goreng ke distributor tanpa ada kendala. Untuk itu, dia mengimbau pemerintah segera mengeluarkan kebijakan. Jangan sampai pihak lain mendengar informasi mengenai kebijakan tersebut terlebih dahulu.

“Itu (makanya) kalau pengumumannya langsung, jangan lama-lama. Saya kurang ngerti, katanya sekarang buat satu aturan nanti ke mana-mana. Ya, itu bukan salah kami,” jelasnya .

Untuk menghindari kejadian serupa, dia mendesak pemerintah untuk memimpin Oilita melalui Bulog pangan atau BUMN Pangan, ID. Ia pun membandingkannya dengan Pertamina yang menanganinya dari atas hingga bawah. Dengan model kerja tersebut, ia yakin bisa memperkecil selisih harga antara HET set dan pasar.

“Nah logikanya begini, kenapa kalau Pertamina mampu, karena bekerja dari hulu ke hilir. Itu model yang saya katakan. Nah, pemerintahnya ada dua, Bulog dan ID Food. Walaupun misalnya ada spesifikasi Bulog di daerah ini, di Food ID dari sini, jadi jelas tanggung jawab harus dibagi, kalau tidak nanti ada konflik di antara mereka, katanya.

Saksikan juga videonya: Wakil Ketua Komisi VI DPR Buka Suara Soal Rencana Kenaikan Harga Minyak

(keduanya)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *