Jakarta –
“Susu ikan” tiba-tiba menjadi pusat perhatian setelah diperkenalkan sebagai alternatif pengganti susu sapi. Pernyataan tersebut disampaikan CEO ID Food Food Holding Sis Apik Vijayantho saat rapat pimpinan dengan DPR RI.
Menurutnya, membeli susu dari peternakan sapi perah terintegrasi membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun dibandingkan saat ini. Oleh karena itu, ID FOOD memandang perlu untuk mengembangkan alternatif lain selain susu untuk melengkapi program pangan gratis, termasuk ketersediaan susu.
“Membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun untuk membeli susu dari mega peternakan. Di Indonesia disarankan untuk memaksimalkan pembelian awal dari peternak lokal, tapi jika tidak memungkinkan, ada produk alternatif yang menggunakan susu sapi. ikan,” kata Nice, di Gedung DPR RI, Rabu (4/9).
“Masih dalam penyelidikan. “Usulan ini sudah dikemukakan oleh beberapa tokoh masyarakat, namun cita rasa susu ikan masih perlu ditingkatkan,” imbuhnya.
Rencana tersebut tidak kebal terhadap kritik, terutama dari para ahli. Dari segi nutrisi, ahli gizi Dr. Tan Shout Yen mengemukakan, sumber protein tidak selalu berasal dari susu. Selain itu, dalam hal ini, “susu ikan” melalui serangkaian proses hingga menjadi bubuk, yang berarti merupakan makanan olahan.
Ia mengaku kaget jika ucapan itu benar-benar menjadi kenyataan. Ia mencatat bahwa sumber nutrisi utama protein terutama berasal dari makanan asli, yaitu ikan utuh.
“Kalau ikan bisa makan, kenapa harus ada pabrik susu ikan? Di daerah itu tidak ada ikannya. Telur, daging unggasnya banyak macamnya. Perlu literasi dan edukasi. Tanpa ditambah ikan segar banyak keunggulannya. Industri, itu bukan produk ultra-olahan,” jelasnya kepada dticcom, Rabu (11/9/2024). Harga relatif mahal.
Harga “susu ikan” yang dijual di banyak situs e-commerce dilebih-lebihkan. Dr. Tan menjelaskan, harga satu kaleng susu ikan sekitar Rp 120.000, dengan harga tersebut Anda bisa mendapatkan lebih banyak sumber protein dari jenis lain, termasuk membeli ikan utuh yang tidak perlu diolah Susu’.
“Berapa kilo ikan yang bisa dimakan seluruh keluarga dengan harga ini?”
“Masalah kesehatan masyarakat harus dipahami dan komunikasi literasi gizi, kalau tidak pertumbuhan akan terhenti. Terapkan ekonomi sirkular, bahagiakan masyarakat setempat, jangan cari uang dari kalangan elit,” ujarnya dalam film “Balik” Susu
Dihubungi terpisah, ahli gizi klinis Dr. Putri Shakti, MGG, SPGK, AIFO-K, CBCFF mengaku prihatin dengan banyaknya kandungan pada produk “susu ikan”. Pasalnya, banyak produk yang tinggi gula, terutama maltodekstrin.
Dr. Putri mencatat, maltodekstrin memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi dibandingkan gula pasir. Tentu saja hal ini menjadi peringatan bagi anak-anak dan orang dewasa penderita diabetes.
“Soalnya beberapa merk (susu ikan) itu gulanya tinggi banget lho. Lalu ada maltodekstrin, bahkan maltodekstrin indeks glikemiknya jauh lebih tinggi dibandingkan gula pasir, jadi tentu saja, terutama untuk anak-anak, itu tidak baik,” dia menjelaskan. Dr.Putri
“Juga untuk orang dewasa dengan atau tanpa diabetes,” ujarnya, apakah lebih baik dari susu sapi?
Para ahli menunjukkan bahwa “susu ikan” secara umum tidak sama dengan produk susu. Produk ini merupakan makanan mirip susu yang mengandung hidrolisat protein ikan.
Oleh karena itu, susu sapi dan “susu ikan” tidak dapat dibandingkan secara langsung.
“Susu ikan, sebuah produk pangan inovatif, sebenarnya bentuknya seperti susu, tapi sebenarnya merupakan hidrolisat protein ikan. Jadi secara nutrisi, ini bukan apple to apple,” kata Dr. jelas Putri Shakti. Dihubungi detikcom, Rabu (11/9/2024).
Susu sapi mengandung nutrisi alami seperti vitamin D, vitamin B12 dan kalsium. Meskipun beberapa susu sapi mengklaim mengandung omega-3, komposisinya dapat dipengaruhi oleh pengolahannya.
Selain itu, jika pengolahannya dilakukan secara berlebihan, omega-3 dalam susu olahan mungkin tidak dapat dipertahankan dengan baik. Susu sapi merupakan produk alami yang diperoleh langsung dari mamalia, sedangkan susu ikan merupakan produk olahan.
Berikutnya: Badan Pangan masih dalam penyelidikan
“Apa itu ‘susu ikan’ untuk program pangan bergizi gratis?” Tonton videonya. (naf/naf)