Jakarta –
Dokter asing sudah masuk dan bekerja di dalam negeri, sebenarnya mereka sudah mengunjungi banyak negara. Namun masuknya dokter asing ke Indonesia masih menjadi perbincangan beberapa pihak sehingga menuai pro dan kontra.
Hanya sedikit yang mengatakan bahwa masuknya dokter asing akan menjadi keunggulan kompetitif bagi dokter lokal. Ada juga yang mempertanyakan pemahaman aturan tersebut. Bagaimana penjelasannya? Simak faktanya di bawah ini.
Hal itu diatur dalam UU Kesehatan Baru
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengumumkan UU Kesehatan No. 17 Tahun 2023 sudah mengatur masalah ini terkait kontroversi masuknya dokter asing ke Indonesia. Mekanisme pengaturan dokter asing juga diatur dalam peraturan yang berlaku.
“Sebenarnya dokter asing itu sudah ditentukan undang-undang. Jadi kalau ada yang bilang tidak setuju dengan dokter asing, itu karena undang-undang sudah menyatakan kita merdeka, kita tidak terima Indonesia merdeka.” Dalam rapat kerja gabungan dengan Komisi IX DPR RI, Senin (7/8/2024).
Menurutnya, mereka yang menolak dokter asing sangat emosional. Sebab, dokter asing hanya bisa bekerja di Indonesia dengan keahlian atau keahlian tertentu.
“Masih emosi ya, dan aturannya sudah diperjelas bahwa dokter asing itu dokter yang mumpuni, boleh datang, boleh datang, boleh,” ujarnya lagi. .
Kurangnya dokter spesialis menyebabkan kematian di Indonesia
Masuknya dokter asing ke Indonesia tidak serta merta memaksa dokter lokal bersaing dengan dokter asing, melainkan membantu pengobatan sejumlah penyakit. Menurut Menkes, masuknya dokter asing ke Indonesia sudah tidak perlu dibicarakan lagi.
Pasalnya, saat mengunjungi rumah sakit di daerah terpencil bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), ia kerap melihat keluhan minimnya dokter spesialis penyakit tertentu.
“Saya dan Pak Jokowi jalan-jalan setiap minggu. Saya belum pernah ketemu dokter intervensi penuh. Sejak datang ke kota kecil, kami belum pernah ketemu lho. Dokter jantung pasti tidak ada, yang ada dokter saraf,” dia dikatakan. .
Menteri Kesehatan melanjutkan pidatonya: “Jika dia seorang ahli jantung, dia bukanlah seorang intervensionis atau perawat.
Kurangnya dokter yang berkualitas menyebabkan peningkatan angka kematian. Oleh karena itu, menurut Menkes, hal tersebut harus dicegah.
“Kalau ditanya Pak Presiden, Pak Presiden selalu tanya di RSUD yang paling banyak meninggal itu penyakit apa? “
“Jadi kita sudah kekurangan dokter, dan itu menyebabkan banyak masyarakat kita yang kurang terlayani,” lanjutnya.
Baca Juga: Simak Video “PB IDI Sebut Dokter Lokal Siap Saingi Dokter Asing” (suc/up)