Jakarta –
Selama lima tahun terakhir, pria Jepang telah menampilkan nomor-nomor unik. Dia bepergian, tetapi tinggal bersama orang asing.
Langkah unik ini berhasil diterapkan selama lima tahun oleh Shuraf Isida (33 tahun). Selama ini dia tidur di lebih dari 500 rumah berbeda.
Melansir Oddity Central, Selasa (3/12/2024), setelah berhenti dari pekerjaannya, ia memutuskan untuk menjual seluruh barang miliknya, kecuali beberapa barang penting yang bisa dimasukkan ke dalam ranselnya. Dia juga berkeliling Jepang dengan tabungannya.
Untuk menghemat uang, Isis selalu berdiri berjam-jam di tempat ramai dengan tulisan: “Tolong izinkan saya menginap!”
Meski terkesan aneh, ia hampir selalu menemukan orang asing yang siap menerimanya. Kebanyakan dari mereka adalah pemilik rumah lajang yang membutuhkan seseorang untuk diajak bicara.
Ketika dia tidak dapat menemukan orang asing yang mau menerimanya, dia menghubungi salah satu orang yang sebelumnya mengizinkannya tinggal. Menariknya, beberapa presenter menganggapnya sebagai sahabat.
“Seru sekali, seperti memasang tali pancing dan menunggu ikan,” kata Ishida menceritakan pengalamannya berdiri diam dengan tanda tertulis.
Bagian paling menarik dari pengalaman tersebut, katanya, adalah mendengarkan kisah hidup pemilik rumah. Ushida juga sangat menikmati kehidupan barunya.
“Rasanya seperti membaca novel baru setiap malam, tidak pernah ketinggalan zaman,” ujarnya.
Ishida mengatakan bahwa dia dulunya adalah orang yang pemalu dan tertutup. Namun, semuanya berubah ketika dia belajar di Taiwan, bertemu banyak orang dan menikmati makanan lezat. Sejak saat itu, dia menjadi terobsesi dengan perjalanan.
Setelah lulus dan bekerja, ia rutin menabung agar bisa keliling dunia. Dia berhenti bekerja pada usia 28 tahun dan terus bepergian sejak saat itu.
Meski tabungannya semakin menipis, ia tidak berencana untuk kembali bekerja, melainkan berusaha menabung sebanyak mungkin untuk mempertahankan gaya hidupnya yang unik.
Ishida mengatakan banyak pemilik rumah yang berkomunikasi dengannya dan terbuka padanya. Mereka berbagi rahasia dan kesulitan mereka, namun dia tidak pernah menunjukkan simpati atau memberikan kata-kata penyemangat. Sebaliknya, dia hanya mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan. Namun sebagian besar dari mereka sepertinya menyukainya.
“Saya menganggapnya “bermakna.” Saya sangat suka mendengarkannya,” kata Ishida kepada majalah berita Jepang FNN.
Namun, ia juga tidak pernah merasa bersalah terhadap pemilik rumah karena mengizinkannya tinggal di rumah mereka.
“Ini mungkin terdengar sombong, tapi saya hanya ingin bersenang-senang,” ujarnya.
Sejumlah pihak mengkritik ISIS di media sosial. Termasuk tuduhan bahwa mereka mengandalkan kebaikan orang lain dibandingkan bekerja. Namun, ada juga pemilik rumah yang diuntungkan dengan kehadiran ISIS.
Hal ini karena lebih dari sembilan puluh persen dari mereka adalah pemilik rumah lajang, kebanyakan laki-laki, yang merasa kesepian dan ingin diajak bicara. Dia berjanji untuk menyelamatkan dirinya dari kesepian dengan mengizinkannya menginap hanya untuk satu malam.
“Malam hari saat saya merasa tidak bisa tidur, saya sering mengeluarkan banyak uang atau minum sampai muntah, itu sangat tidak produktif,” kata perempuan berusia 20-an itu.
“Tetapi ketika saya bersamanya, dia membantu saya dalam hal ini. Aku baru saja meminjamkan rumahku padanya. Jadi menurut saya ini adalah nilai uang yang sangat baik,” tambahnya.
Kisah Shuraf Ishida pun viral di Jepang. Banyak yang ingin mengadakannya di rumah. Saksikan video “Tonton lagi video Jepang “Amuk” Indonesia di GBK” (Minggu/Jumat)