Jakarta-
Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan tiga inovasi utama untuk menangani berbagai kebijakan global, termasuk kebijakan tarif AS Presisen (AS) Donald Trump.
Presiden Prabowo menunjukkan kejelasan untuk melihat epidemiologi geopolitik dalam menghadapi tantangan global, termasuk kebijakan bea cukai baru di Amerika Serikat. Memahami hubungan internasional dan perdagangan dunia telah menjadi kekuatan utama untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia, ”katanya (3/4/205).
Fase perintis pertama Prabowo adalah perluasan jaringan mitra bisnis Indonesia. Pada minggu pertama Prabowo, Prabowo merancang kualifikasi anggota BRIC Indonesia (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan), yang mengusulkan organisasi ekonomi termasuk 40 %dari perdagangan dunia.
Kualifikasi BRIC ke Indonesia memperkuat berbagai perjanjian bisnis yang serba guna. Indonesia telah menandatangani perjanjian seperti 10 negara ASEAN dan Australia, RRT, Jepang, Korea dan Selandia Baru, yang mencakup 27 %perdagangan global dan CEPA.
Selain berbagai perjanjian bisnis serbaguna, Indonesia telah memperkuat daya saing Indonesia di pasar internasional dengan perjanjian perdagangan bilateral dengan Korea, Jepang, Australia, Pakistan, Uni Emirat Arab, Iran, Chili, dan negara -negara lain.
Kedua, mempercepat streaming sumber daya alam (SDA). Sumber -sumber alami Indonesia yang kaya sering seimbang dalam bentuk bahan baku. Untuk meningkatkan PPN, Prabowo lebih memilih kebijakan industri. Salah satu contoh keberhasilan kebijakan penambangan adalah Divisi Nikel, yang pada tahun 2014 adalah $ 3,7 miliar dengan nilai ekspor dan turunan nikel.
Juga pada 24 Februari 2025, Prabowo BPI dan Antara, yang dirancang untuk mempercepat streaming sumber daya alam strategis di Indonesia. Antara BPI dan IT kami mendukung dan mengelola proyek streaming di sektor -sektor besar seperti mineral, batu bara, minyak, gas alam, pertanian, laut, memancing dan kehutanan.
Pada tahap Indonesia ini, itu tidak hanya akan meningkatkan daya saing ekspor, tetapi tidak akan lagi bergantung pada investasi asing, menciptakan lapangan kerja baru dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi berdasarkan sumber daya alam yang berkelanjutan.
Terobosan ketiga adalah memperkuat daya beli orang melalui program yang secara langsung mempengaruhi kesejahteraan orang. Salah satu program besar di Prabowo adalah Program Pemeliharaan Makanan Gratis (MBG) untuk 88 juta penerima pada akhir 2025.
Prabowo juga akan mendirikan 80.000 tim desa merah dan putih (KDMP) untuk memperkuat ekonomi desa, membuka jutaan pekerjaan baru dan mendorong omset uang di wilayah tersebut.
Upaya ini tidak hanya meningkatkan konsumsi domestik, tetapi juga mengurangi ketergantungannya pada impor dan akan memperkuat ekonomi domestiknya. Program ini akan secara signifikan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional dengan meningkatkan konsumsi rumah tangga, termasuk 54 %dari PDB Indonesia.
Noudy menyimpulkan bahwa “Indonesia dapat terus tumbuh di dunia ketidakpastian dengan memperkuat hubungan bisnis internasional, mengoptimalkan potensi sumber daya alam dan meningkatkan konsumsi domestik”. (/Rrd)