Jakarta –
Presiden Prabowo Subianto berbicara tentang kesenjangan yang ada di dunia. Ia percaya bahwa ketimpangan menyebabkan keterbelakangan negara.
Menurutnya, semua negara di dunia harus mengupayakan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya. Namun, jika ketimpangan ekonomi tetap besar, hal ini mungkin akan sia-sia, terutama karena pertumbuhan hanya akan dirasakan oleh segelintir orang saja.
Prabov bahkan berpendapat, jika kekayaan suatu negara dikuasai segelintir orang, maka negara tersebut berada di ambang kegagalan. Baginya, kesenjangan kekayaan adalah resep negara gagal.
Berbicara di Forum Bisnis Indonesia-Brasil, Prabov mengatakan: “Pertumbuhan yang tinggi tidak ada gunanya jika mayoritas tidak dapat mengambil keuntungan dari pertumbuhan tersebut. “Jika kekayaan hanya berada di tangan kelompok tertentu, saya pikir itu adalah resep negara gagal.” Penyerahannya Kamis lalu di Istana Copacabana di Rio de Janeiro, Brasil.
Mantan Menteri Pertahanan ini menegaskan, harus ada kesempatan yang sama bagi semua pihak. Menurutnya, perekonomian negara tidak bisa memiskinkan mayoritas penduduknya.
“Harus ada kesempatan yang sama,” kata Prabov. Perekonomian tidak boleh dirancang untuk memiskinkan masyarakat.
Hashim Jojadikusumo, mantan pendiri Arsari Group, mengatakan ketimpangan di Indonesia masih tinggi jika menyangkut kekayaan segelintir orang. Buktinya di Indonesia ada sekitar 10 juta orang, yakni lebih dari 114 juta orang.
“Orang terkaya dan terkaya di Indonesia tumbuh luar biasa cepat dan besar,” kata Hashim saat diwawancarai di Kadin Towers, Jakarta Selatan, pekan lalu. Saat itu, 10 keluarga terkaya di Indonesia memiliki kekayaan sebesar 114 juta rupiah. Rabu.
Kakak Prabov, Hashim, pun mengaku keluarganya termasuk dalam 50 keluarga terkaya di Indonesia.
Dia menambahkan: “50 keluarga terkaya di Indonesia, menurut saya itu keluarga saya, mungkin Prabowo juga. Kami menyadari hal itu.’ (p/rd)