Batavia –
Calon Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8% di bawah kepemimpinannya. Bagaimana?
Tim keuangan Perbanas dan Chief Financial Officer Asia Tengah David Sumual mengatakan, diperlukan sinergi bersama dan terciptanya rencana unik sebagai landasan dalam membuat rencana untuk mencapai angka tersebut. Meski begitu, pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pada tahun 2025 tidak bisa otomatis tercapai.
“Kerjakan pekerjaan rumahmu” agar (perekonomian) bisa tumbuh tinggi. Target pemerintah berikutnya sampai 8%, tentu saya tahu pasti di tahun 2025 tidak akan tercapai, tapi pelan-pelan saya berharap dengan sinergi bersama. , bertahap tumbuh menjadi 8%, (mulai) 5,5%, 6% dan seterusnya,” kata David saat diwawancara di Mulia Hotel Batavia, Jumat (27/9/2024).
“Sinergi ini tentu memerlukan, pemerintah memerlukan strategi untuk mencapai angka tersebut,” imbuhnya.
David mengatakan Indonesia membutuhkan investasi asing untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8%. Tujuan tersebut tidak dapat tercapai jika hanya mengandalkan tabungan rumah tangga.
Menurut perhitungan David, jika ingin mencapai pertumbuhan ekonomi 8% perlu investasi hingga 650 miliar dolar.
“Sekarang hanya sekitar $120 miliar, jadi setidaknya dua kali lipat menjadi 8%. Kalau hanya 6% mungkin $250-300 miliar sudah cukup,” ujarnya.
Argumen lain untuk mendorong perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 8% adalah dengan menaikkan angka ICOR (Incremental Capital Output Ratio) yang tergolong tinggi. Hal ini menandakan bahwa perekonomian Indonesia dinilai “hilang” dan tidak efisien karena banyaknya investasi di dalam negeri.
“ICOR kita masih tinggi dibandingkan negara tetangga, 3-4%, kita sekitar 5,6. Jadi selisihnya sekitar 20-30% dengan negara emerging market lainnya,” imbuhnya. (membantu/membunuh)