Jakarta –

Presiden terpilih Prabowo Subianto punya pekerjaan rumah (PR) yang besar untuk menyelesaikan krisis pangan Indonesia. Hal ini sejalan dengan keinginan Indonesia untuk swasembada beras dan menghentikan kegiatan impor.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, salah satu tantangan terbesar pemerintah dalam mengerjakan pekerjaan rumah adalah terkait pengurangan luas lahan sawah. Saat ini luas lahan sawah diperkirakan mencapai 7,4 juta hektar.

“Luas lahan sawah kita yang mentah 7,4 juta (ha) dan setiap tahunnya semakin berkurang. Kenapa berkurang? Digunakan untuk pabrik dan rumah. Nanti jumlah penduduk kita akan terus bertambah,” kata Sudaryono. Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (10/10/2024).

Menurutnya, ada dua cara untuk menanam padi dan memiliki lahan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Cara-cara tersebut meliputi intensifikasi dan ekstensifikasi.

Intensifikasi ini merupakan upaya peningkatan produksi pada lahan seluas 1 hektar. Menurut Sudaryono, hal itu dilakukan melalui berbagai tindakan seperti penyemprotan pupuk, pemompaan, penyiraman.

“Harapannya kita bisa swasembada beras. Misalnya intensifikasinya seperti apa? Lahan yang sama yang sekali panen, bagaimana kita panen dua kali, bagaimana kita panen tiga kali. Ini yang kita lakukan. melakukannya. Dengan pemompaan, irigasi, dengan segala macam hal.” – katanya.

Menurutnya, intensifikasi saja tidak cukup. Dalam beberapa dekade ke depan, kata Sudaryono, perlu dilakukan perluasan atau pemerasan sawah. Ia menegaskan, penanaman padi tidak boleh dilakukan dengan menebang hutan.

“Sumber sawahnya berasal dari sumber yang berbeda-beda. Sebagian tanahnya milik rakyat, karena tidak ada irigasi dan air, lahannya terbengkalai begitu saja,” ujarnya.

Ia pun mencontohkan tempat di Kalimantan Tengah. Menurut dia, ada saluran irigasi yang sisi-sisinya tidak dijadikan sawah. Luasnya sekitar 500 ribu hektar. Kemudian cetak blok juga bisa dilakukan di rawa.

“Di Kalbar, Sumsel ada lahan basah. Lahan basahnya kebanjiran, itu harus dilakukan. Namanya bikin sawah, tiriskan, tiriskan, keringkan, tanam. Namanya juga bikin sawah,” kata Sudaryo.

“Jadi jangan menyesatkan kami seperti penjahat lingkungan hidup dan main sikat. Tidak. Semuanya harus diteliti. Harus ada yang menggarisbawahi,” tutupnya.

Saksikan juga videonya: Jika Beras Sulit Didatangkan, Ini Pesan yang Disampaikan Jokowi ke Kepala Daerah

(shc/kil)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *