Jakarta –
Prabowo Subianto mengumumkan Kabinet Merah Putih, termasuk Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Alam, tidak lagi bersatu. Pembagian kementerian mempunyai aspek positif dan negatif.
Di Kabinet Merah Putih, Menteri Pariwisata diserahkan kepada pengusaha Vidyanti Putri Vardhana, Menteri Ekonomi Kreatif, dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefki Harsya. Setiap menteri yang berkontribusi adalah seorang wakil menteri. Vidyanti bersama Ni Luh Puspa dan perwakilan Teuku Riefkin, Irene Umar.
Sekolah Vokasi Manajemen Perjalanan dan Pariwisata Universitas Gadjah Mada, Khusnul Bayu Aji mengatakan, pembagian dua kementerian ibarat dua sisi mata uang yang sama.
“Kalau saya pribadi, pemekaran ini menurut saya ada dampak positif dan negatifnya. Dampak positifnya, setiap menteri berharap mendapat kesempatan untuk lebih fokus pada bidangnya,” kata Khusnul, Selasa (22/10/). diskusi dengan detikTravel. 2024).
Khusnul menjelaskan, sisi positif dari pemisahan Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Alam adalah Kementerian Pariwisata dapat lebih fokus pada empat pilar pengembangan pariwisata, sebagaimana diamanatkan UU Pariwisata Nomor 10 Tahun 2009, yaitu: 1). tujuan wisata. ; 2) industri perjalanan; 3) wisata pasar; dan 4) industri pariwisata.
Pada saat yang sama, Kementerian/Badan Ekonomi Kreatif dapat lebih leluasa fokus pada pengelolaan dan pengembangan 17 sektor ekonomi kreatif. Hingga saat ini, ketika masih menjadi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, harus diakui terkadang terjadi konvergensi antara pilar pengembangan pariwisata dan pengembangan sektor ekonomi kreatif, khususnya secara program.
Senada dengan itu, Intan Purwandani, dosen dan peneliti Departemen Kajian Pariwisata Universitas Gadjah Mada juga menganalisis bahwa pembagian ini ada sisi positif dan negatifnya.
“Menurut saya, pembagian Kementerian Ekonomi Kreatif dan Kemenpar ada sisi positif dan negatifnya. Karena tentunya sebagai salah satu yang fokus di bidang pariwisata, divisi ini mempunyai peluang yang bagus dalam hal kemampuan fokus. adalah kajian dan manajemen masing-masing departemen,” kata Intan.
“Meski banyak keterkaitan antara pariwisata dan ekonomi alam, namun tidak dapat dipungkiri bahwa pariwisata itu sendiri, seperti halnya ekonomi alam, masih merupakan bidang yang mandiri dan memiliki batas yang terbatas.”
“Jadi saya melihat pembagian ini sangat optimis, bisa menjadi indikator, indikator pertama yang perlu pemerintah, ya, memperhatikan perubahan di setiap bidang dan berinvestasi pada permintaan. masing-masing daerah,” ujarnya.
Di sisi lain, Intan mengingatkan pembagian kerja tidak efisien dari segi anggaran. Masalah departemen administrasi juga akan memakan waktu untuk setiap pesan.
“Padahal sisi negatifnya mengacu pada permasalahan yang bisa berjalan baik di masa depan. Isu ketidakmampuan APBN tumbuh justru berdampak pada dua lembaga yang dulunya sama dan kini menjadi dua perusahaan besar. ,” kata Intan.
“Tidak ada gunanya membicarakan kemungkinan adanya masalah kerjasama antar perusahaan, karena berdampak pada dua perusahaan besar. Jika ada kerjasama untuk menyelesaikan permasalahan terkait pariwisata dan ekonomi alam, saya berharap kedua divisi ini tidak menghalangi kita untuk melakukannya. melakukan banyak pekerjaan dan kita dapat bekerja sama untuk menyelesaikan masalah terkait,” jelasnya.
Simak Video: “Video: Profil Perempuan Penambang Vidyanti Putri Vardhana Jadi Menteri Pariwisata” (fem/fem)