Beijing –

Tiongkok mencatat angka kelahiran terendah selama dua tahun berturut-turut. Statistik Finlandia menyebutkan untuk pertama kalinya dalam sejarah, populasi Pandama mengalami penurunan.

Total populasi Tiongkok akan berkurang sebesar 2,08 juta, atau 0,15 persen, menjadi 1,409 miliar pada tahun 2023. Banyak klinik dan rumah sakit di Tiongkok masih melaporkan angka kelahiran rata-rata lebih dari 1.500 per tahun.

Misalnya untuk Rumah Sakit Ibu dan Anak Qiqihar, Rumah Sakit SanJiu. Tren kelahiran di sana sedikit menurun sepanjang tahun. Dari yang semula 1.800 menjadi 1.600.

Zhang Wenqin, direktur obstetri dan ginekologi Rumah Sakit Sanjiu, mengatakan pemerintah China sebenarnya telah mengambil berbagai langkah untuk mengatasi penurunan populasi dan tidak akan melanjutkannya.

“Untuk menambah jumlah penduduk, pemerintah sudah membuat rencana. Dulunya hanya satu anak per keluarga, sekarang disarankan tidak boleh lebih dari tiga anak,” jelasnya usai Qiqihar berkeliling rumah sakit, Kamis (16 Mei). . /2024).

“Dan setiap pemerintah membantu mereka yang sudah berkeluarga. Namun besaran bantuan negara belum final,” lanjutnya.

Meski belum pasti, jumlahnya diperkirakan akan terus meningkat seiring bertambahnya jumlah anak dalam keluarga. Rumah Sakit Wanita dan Anak Meizhong Yihe Beijing melaporkan tren serupa, meskipun penurunan jumlah bayi baru lahir tidak terlalu signifikan dibandingkan Rumah Sakit Qiqihar.

“Rata-rata 1.500 bayi lahir setiap tahunnya,” jelasnya.

Menurut beberapa laporan, keengganan Tiongkok untuk memiliki anak terkait dengan tingginya angka pengangguran di kalangan muda, turunnya upah bagi banyak pekerja kantoran, dan semakin parahnya krisis di sektor real estat, yang menyumbang lebih dari dua pertiga kekayaan rumah tangga. Tonton video “Populasi China Menurun, Mengapa Masyarakat Enggan Punya Anak?” (naf/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *