Jakarta –
Sistem layanan kesehatan yang sudah rusak di Jalur Gaza semakin mendapat tekanan setelah serangan tentara Israel di wilayah Rafah. Tentara Israel juga secara brutal menyerang kamp pengungsi di Rafah, menewaskan 45 warga Palestina.
Rumah Sakit Lapangan Indonesia adalah fasilitas medis terakhir di Rafah yang dirusak oleh serangan di lantai atas rumah sakit pada hari Senin.
Al Jazeera melaporkan bahwa staf medis dan pasien dilaporkan terjebak di dalam fasilitas tersebut, tempat banyak keluarga Palestina juga mengungsi. Pada hari Senin, Rumah Sakit Khusus Rafah di Kuwait terpaksa ditutup setelah serangan Israel menewaskan dua staf medisnya di luar gerbang rumah sakit.
Saksi mata menyebutkan, para korban terluka akibat tembakan pesawat Israel. Sebagian besar dari 249 orang yang terluka dalam serangan Israel di kamp pengungsi pada Minggu malam dirawat di rumah sakit ini.
Dr Mohammad Tahir, seorang ahli bedah ortopedi yang menjadi sukarelawan di Rumah Sakit Gaza Eropa di Rafah, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa penutupan Rumah Sakit Khusus Kuwait telah menempatkan orang-orang di Rafah pada risiko yang serius.
“Apa yang kita alami di sini adalah serangan multi-cabang, sayangnya tidak hanya masyarakat yang diserang secara langsung, tapi mereka juga tidak bisa mendapatkan layanan medis yang mereka butuhkan,” kata Tahir.
Di Gaza tengah, ratusan warga Palestina yang menerima perawatan di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir al-Balah juga berisiko, karena fasilitas tersebut akan ditutup karena blokade pasokan bahan bakar oleh pasukan Israel.
Pasukan Israel telah menghancurkan, menghancurkan atau menduduki 24 rumah sakit di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, dan hanya enam dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih beroperasi sebagian.
Israel telah menghentikan pengiriman pasokan penyelamat jiwa ke fasilitas kesehatan di seluruh Jalur Gaza sejak dimulainya perang. Saksikan video “Momen Kelahiran Anak Palestina yang Ibunya Tewas Akibat Serangan Israel” (kna/naf).