Glasgow –
Martin Chalk, seorang pilot veteran dengan pengalaman 40 tahun, berbicara tentang turbulensi ekstrem yang dapat dihadapi pesawat dan cara mengatasinya.
Baru-baru ini, peristiwa yang sangat bergejolak terjadi pada penerbangan Singapore Airlines Boeing 7777-300ER London-Singapura. Puluhan penumpang terluka dan satu orang meninggal dunia.
Turbulensi ekstrem seringkali menjadi situasi yang menakutkan bagi penumpang, namun bagi pilot dan awak pesawat, hal ini merupakan tantangan rutin yang mereka hadapi.
Martin Chalk, seorang pilot asal Skotlandia, berbagi pengalamannya menghadapi fenomena alam tersebut. Chalk, yang pernah bertugas di Angkatan Udara, menggambarkan turbulensi sebagai ketidaknyamanan yang bisa diatasi.
“Pesawat dirancang untuk menahan benturan yang cukup kuat ketika mendarat di landasan dengan sesuatu yang tidak mudah pecah,” kata Chalk kepada inews UK.
Menurut Chalk, pelatihan ketat yang diterima pilot dan awak pesawat mempersiapkan mereka menghadapi turbulensi, termasuk turbulensi yang sulit dideteksi. Pilot dapat menggunakan radar cuaca untuk mendeteksi dan menghindari awan badai yang dapat menyebabkan turbulensi.
“Jenis turbulensi yang paling umum di Inggris dan sekitarnya berkaitan dengan sirkulasi udara di dalam awan. Awan badai sangat ganas di bagian dalam, jadi kami menghindarinya,” kata Chalk.
“Kalaupun tidak bisa dilihat langsung dengan mata, tapi bisa dilihat di radar, jadi kita akan terbang di sekitar daerah mana saja yang naik turun angin kencang. Jadi relatif mudah untuk menghindari turbulensi,” lanjutnya. . .
Layanan radar cuaca juga memberikan prakiraan cuaca yang membantu pilot menghindari area di mana pesawat mungkin mengalami turbulensi parah.
“Sekali lagi, kalau ada turbulensi udara yang diperkirakan lebih dari sedang, kita upayakan untuk menghindarinya sama sekali. Kalau ringan atau sedang, harus menunggu,” ujarnya. ” .
Kapur juga menunjukkan bahwa turbulensi angin dapat membuat penerbangan menjadi sangat dramatis. Turbulensi udara jernih adalah fenomena cuaca yang mungkin terjadi di iklim hangat ketika sebuah pesawat melintasi batas dua bagian udara yang berdekatan, yang satu naik dan yang lainnya tenggelam.
Ia menegaskan, keselamatan penumpang menjadi prioritas utama selama penerbangan. Pasalnya, turbulensi parah dapat menyebabkan cedera pada penumpang pesawat.
Dia menyimpulkan: “Dua dampak langsung turbulensi yang kami coba lindungi adalah cedera pada penumpang yang terlempar ke dalam pesawat dan benda penumpang yang terbentur pesawat akibat turbulensi.”
——-
Artikel ini pertama kali dimuat di CNN Indonesia. Tonton video “Momen Pesawat Mengalami Turbulensi di Rute London-Singapura” (wsw/wsw)