Jakarta –
Sebanyak 44 orang dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum di Banjarmasin (Kalsel), Kalimantan Selatan. Sebab, ia diduga sedang mabuk oleh Neelam.
Manajer Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto mengatakan, sebagian dari mereka masih belum bisa diperiksa. Sebab, mereka belum menyadarinya. Ia mengatakan butuh tiga hari untuk pemulihan fisik dan dua minggu untuk pemulihan mental.
“Itu dari polisi, jadi kita sama-sama tahu darimana mereka mendapat batu safir itu,” kata Buddy kepada Detiksulsel, Jumat (7/12/2024).
Budi mengatakan, pasien mabuk kecubung ini dirawat sejak Jumat (07/05). Setidaknya sembilan orang berstatus rawat jalan, sisanya menjalani rawat inap. Mengapa safir memabukkan?
Dr Ingrid Tania, Ketua Persatuan Pengembang Tanaman Obat Tradisional Indonesia (PDPOTJI), mengatakan nimfa yang bernama latin Datura fastuosa dari famili Solanaceae ini mampu menimbulkan halusinasi atau “memabukkan” seseorang bila dikonsumsi.
Tanaman ini mengandung senyawa kimia alkaloid. Senyawa ini mengandung atropin, hyoscyamine, dan skopolamin yang bersifat antikolinergik. Kecubung juga mengandung hyoscine, zat lemak, kalsium oksalat, metaloidin, norhyosamine, norscopolamine, cosohygrin, dan nikotin.
“Skopolamin itu zat halusinogen yang kuat,” kata Ingrid Tania, Jumat (7/12/2024) saat dihubungi Detikcom.
Selain memabukkan, kecubung juga bisa merusak saraf seseorang jika dikonsumsi berlebihan. Ketika seseorang mengonsumsi kecubung dalam dosis besar, koordinasi motorik dan kehilangan memori jangka pendek terganggu.
Ia mengatakan, “Amethyst dapat merusak saraf karena dapat menyebabkan halusinasi dan hilangnya koordinasi motorik. Ini sebenarnya adalah proses kerusakan sel saraf, dan kerusakan akibat amethyst dosis tinggi bisa bersifat permanen.”
Mereka menyimpulkan, “Hilangnya ingatan jangka pendek juga merupakan proses kerusakan sel saraf.” Saksikan video “Cutips: Pijat titik ini untuk meredakan mabuk perjalanan saat jauh dari rumah” (DPY/KNA)