Yogyakarta –

Kisah para peziarah tentang makam berharga Raja Imogiri berbuntut panjang sehingga Keraton Jogja memanggil pengurus makam tersebut.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat mempunyai pengikutnya yang memaksakan ‘nutuk’ atau harga mahal pada makam raja Imogiri, Bantul.

Hal tersebut dibenarkan oleh Carik Kawedanan Sri Wandawa KRT Purwosemantri. Perintah itu disampaikan Bupati Makam Raja Imogiri, KRT Reksakusuma yang membidangi kawasan tersebut.

“Dia (dipanggil) sebagai atasan langsung pengasuh di Imogiri Saat ini, KRT Reksakusuma, abdi pengasuh, sedang dimintai keterangan mengenai kebenaran kabar yang santer diberitakan saat dihubungi melalui telepon, Selasa sore (30). /4/2024)

Panggilan itu tak hanya ditujukan kepada para abdi dalem Keraton Nga Yogyakarta saja. Hanya Hadinrat Pemanggilan dan penyidikan pun terfokus pada abdi Kasunan Surakarta Hadinrat. Sebab kawasan Makam Raja Imogiri dikuasai oleh kerajaan yang sama.

KRT Purwosemantri Dijelaskan, Kedha bagian barat sekaligus berada di bawah kekuasaan Kasunand Surakarta Hadingarat. untuk Kedhatan di sebelah timur berada di bawah kekuasaan Keraton Ngayoyakarta, Hadiningrat.

“Khususnya kepada Sultan Agungan. atau makam Sultan Agung dan Pakubuwanan Makam Pakubuwono I dilindungi oleh dua keraton Yogyakarta dan Surakarta,” ujarnya.

Soal tarif pajak, KRT Purwosemantri mengatakan sama sekali tidak ada pajak, namun untuk memasuki perjalanan wajib mengenakan pakaian adat Jawa jika diperlukan.

Peralatan ini disewa oleh vassal guild yang bekerja di Makam Raja Imogiri. Ia menegaskan, dari Wanggai Yogyakarta Hadiningrat tidak ada kebijakan balas dendam.

Jamaah haji juga tidak perlu menyerahkan apa pun. kepada para abdi dalem juga Jika seorang peziarah memberikan sesuatu kepada seorang pelayan di istana raja Itu dianggap sebagai hal yang lebih pribadi.

“Dalam kasus kemarin, tidak boleh seorang bawahan meminta sejumlah uang kepada jamaah haji, dan aturan ini sebenarnya diberikan kepada wali Bupati Imogiri, Tukang Kunci, jika ada maka 10.000 rupiah, kadang-kadang ketika sekitar 15.000 rupiah,” ujarnya.

Seperti diberitakan sebelumnya Kisah viral peziarah makam Raja Imogiri didakwa nuthuk Cerita peziarah makam Raja Mataram di Imogiri Bantul yang mengaku terpaksa membayar ratusan ribu rupiah selama perjalanan. Dipublikasikan di media sosial, tepatnya diunggah di akun X @merapi_uncover. Pada Senin (29/4)

Dalam ceritanya sang peziarah mengaku sempat berwisata ke makam Raja Mataram di Imogiri. Pajji telah melakukan penjemputan secara rutin sejak awal tahun 2000-an, sering kali membawa rombongan hingga 14 orang dalam dua mobil.

Saat prosesi haji selesai, jamaah mengatakan timnya langsung turun untuk mengurus semuanya, termasuk uang.

“Di luar dugaan, rombongan kami harus membayar 250.000 per ruang untuk seorang pejabat (gunchenya), artinya 500.000. Saya kaget mendengarnya,” demikian pernyataan tersebut.

Mereka mengatakan para jamaah tidak bisa berbuat apa-apa karena tidak meminta terlebih dahulu. Pada saat itu, dia mengira tarifnya akan tetap sama. Setelah mengunjungi tiga souk (makam), peziarah tersebut mengaku telah membayar biaya total sebesar 700.000 Rupiah.

Artikel ini telah tayang di detikJogja Saksikan video “Sejarah Wafatnya Sultan Agung Yogyakarta” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *