Jakarta –
Sebagai traveler yang hendak menuju London, Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan bus berwarna merah mencolok ini. Diketahui, bus tersebut tidak lagi terlihat di jalanan London.
Senior Vice President dan Chief Medical Officer Delta Air Lines Dr. Henry Ting mengungkapkan, penumpang yang ingin tidur di pesawat cenderung melakukan dua kesalahan umum. Alih-alih membuat Anda tertidur, tindakan ini justru bisa menimbulkan dampak buruk.
Melansir The Sun, Selasa (21/5/2024), tidur di pesawat merupakan sesuatu yang hanya mampu dilakukan oleh segelintir pelancong. Mereka mengatakan hampir mustahil untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak sambil terbang.
Hal ini dikarenakan banyak faktor yang mengganggu tidur. Misalnya suara keras, posisi tidak nyaman, atau kebisingan yang ditimbulkan oleh penumpang lain.
Selain faktor-faktor tersebut, ternyata hal-hal menjelang penerbangan juga berkontribusi terhadap penyebab sulit tidur selama penerbangan. Misalnya saja meminum minuman beralkohol. Bagi sebagian orang di negara lain, meminum alkohol sebelum penerbangan merupakan kebiasaan atau budaya yang umum, misalnya warga negara Inggris.
Namun, menurut Dr. Ting, ini adalah salah satu kesalahan paling umum yang dilakukan pelancong yang berencana bermalam di pesawat.
“Alkohol dapat mengganggu tidur selama penerbangan dan setelah mendarat,” ujarnya.
“Alkohol bersifat diuretik sehingga dapat meningkatkan dehidrasi sehingga memperburuk gejala jet lag,” tambahnya.
Ia mengatakan, jika pelancong ingin mengonsumsi minuman jenis tersebut, sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang.
Selain konsumsi alkohol yang tinggi, ada kesalahan umum lainnya yang membuat traveler sulit tertidur. Yakni mengonsumsi obat penenang.
Ya, obat penenang dianggap menenangkan penumpang udara dan dapat membantu tidur. Namun sebenarnya konsumsi benda ini adalah kesalahan besar.
“Mungkin tergoda untuk mengonsumsi obat penenang, terutama pada penerbangan internasional jarak jauh, namun obat ini memengaruhi neurotransmiter dan sebenarnya dapat menyebabkan rangsangan dibandingkan relaksasi,” katanya.
Kalau ingin lebih rileks, saya sebenarnya menyarankan menggunakan bantal leher.
“Daripada menenangkan diri, pilihlah bantal leher yang bagus dan pakaian yang nyaman,” tegurnya.
Tidak ada cara yang lebih mudah atau efisien untuk menghabiskan waktu di pesawat selain tidur. Oleh karena itu, wisatawan sebaiknya mengikuti saran Dr. Ting untuk tidur lebih nyenyak.
Tidur tidak hanya membuat waktu terasa berjalan lebih cepat, tetapi juga membuat wisatawan tetap bugar dan mencegah risiko jet lag. Saksikan video “Istri korban kecelakaan pesawat BSD menangis saat menerima jenazah dari RS” (wkn/fem)