Jakarta –

Pertumbuhan ekonomi 8% yang ditargetkan oleh Presiden Prabowo Subier tidak dapat dengan mudah diakses kecuali pemerintah mempercepat sektor industri internal.

“Diperkirakan bahwa pengembangan ekonomi Indonesia akan meningkat sebesar 5% sebagai perkiraan Bank Dunia. Katanya. 22 // 2025).

“Indonesia tidak akan pernah mencapai pertumbuhan ekonomi tanpa penguatan ekonomi melalui industri, dan tidak akan pernah mencapai pertumbuhan ekonomi melalui industri. Tragis, dalam 10 tahun terakhir, sektor industri yang bertanggung jawab yang sama dari kabinet ini tumbuh hanya 3-4%”

Menurut Ditik Indonesia, perlu bekerja di Vietnam karena tingkat pertumbuhan yang kuat hingga 7-8%. Menurut Ditik, keberhasilan ini jauh lebih tinggi daripada ekspor ekspor Vietnam dari ekspor yang didukung oleh pengembangan sektor, dan nilai RI tetap, yang ditetapkan dalam kisaran 250 miliar dolar.

Dik, “Negara Vietnam berhasil meningkatkan ekonomi sebesar 7-8% karena ekspor telah melampaui Indonesia. 405 miliar dolar/tahun di suatu tempat. Tahun atau kurang dari itu.”

“Sektor industri Vietnam dapat tumbuh sebesar 9%hingga 10%. Pada saat yang sama ekspor dapat tumbuh sebesar 14-15%. Situasinya persis sama dengan Indonesia pada tahun 1985, ekonomi tumbuh sebesar 7%, sektor industri tumbuh sebesar 9 %, ekspor tumbuh sebesar 20%, “ia mengulangi.

Untuk menghidupkan kembali tindakan sektor industri internal, Ditik menambahkan bahwa pemerintah harus fokus pada penerapan presiden ketiga Presiden Prabowo Subia, yaitu meningkatkan pekerjaan yang berkualitas, dan mengimplementasikan pengembangan industri kreatif yang mendorong kewirausahaan dan untuk mengimplementasikan infrastruktur yang sedang berlangsung yang sedang berlangsung perkembangan.

Selain itu, Indonesia membutuhkan investasi dari luar negeri untuk menumbuhkan ekonomi. Menurutnya, setidaknya 3-4 kali dari 1.400 triliun rp untuk mencapai pertumbuhan 6-7%. (HNS/HNS)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *