Jakarta –
PT Pertamina (Persero) berkolaborasi dengan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) untuk meningkatkan pemahaman teknologi carbon capture and storage (CCS) dan carbon capture, pemanfaatan dan penyimpanan (CCUS), melalui studi banding ke beberapa perusahaan migas di Houston. ,Amerika Serikat.
Vice President Communications Pertamina Vadgar Djoko Santoso mengatakan, dalam ajang rekor ini, Pertamina meningkatkan pemahaman sekaligus membangun kerja sama internasional dalam pengembangan teknologi CCS di Indonesia.
“Penggunaan teknologi CCS/CCUS merupakan salah satu komitmen Pertamina dalam dekarbonisasi dan penurunan emisi serta solusi energi berkelanjutan serta mendukung pencapaian kecukupan energi sesuai rencana pemerintah,” kata Vadjar dalam keterangan tertulisnya. Kamis (31/10/2024).
Pertamina dan USAID telah melakukan kerja sama pemberian bantuan teknis pemanfaatan teknologi CCS/CCUS secara komersial sejak tahun 2023. Kerjasama ini diperkuat melalui benchmarking dengan pengusaha CCS/CCUS di Amerika Serikat.
“Saya berharap kerja sama ini dapat memperluas pemahaman regulasi, potensi pasar, teknologi modern, dan dukungan finansial untuk efektivitas penerapan CCS dan CCUS di Indonesia dan menjadi bisnis yang potensial di masa depan,” tambah Fajar.
Vadgar menambahkan, pada acara Best Business Practices di Houston, Pertamina berinteraksi langsung dengan para pemimpin industri CCS/CCUS AS dan membahas beberapa hal. Misalnya, saat kunjungan ke ExxonMobil, yang mengakuisisi Denbury Inc., pengembang dengan keahlian dalam solusi CCS/CO2S dan peningkatan perolehan minyak.
Pertamina juga mengadakan pertemuan pertukaran di Drilling Support Center dan Pipeline Control Center milik Chevron. Pertamina dan USAID juga berpartisipasi dalam sesi berbagi pengetahuan di kantor Occidental Petroleum (Oxy), sebuah perusahaan energi yang mengembangkan teknologi dan pendekatan baru untuk mencapai solusi bahan bakar net-zero.
Delegasi juga bertemu dengan perwakilan dari Baker Institute for Public Policy di Rice University dan Center for Carbon Management in Energy (CCME) dari University of Houston.
Sementara itu, Pakar Proyek Energi Senior USAID/Indonesia mengatakan: Amerika Retno Setianingsih mendukung pemerintah Indonesia dalam mengembangkan layanan energi yang andal dan adil untuk pembangunan berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi inklusif.
“Sebagai bagian dari komitmen ini, USAID memberikan bantuan teknis untuk membantu transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon,” kata Retno.
Di sisi lain, Senior Investor Relations Expert PT Pertamina (Persero) Stella Octaviani Bostan menambahkan, kegiatan Best Business Practices ini dapat meningkatkan pemahaman, kemampuan teknis, dan keahlian Pertamina khususnya terkait implementasi CCUS.
“Upaya keberlanjutan memerlukan kolaborasi multipihak, dan kami berterima kasih kepada USAID atas dukungan dan kolaborasi mereka yang membantu kita mencapai transisi energi nyata dengan menerapkan solusi rendah karbon dan mencapai tujuan keberlanjutan yang lebih luas,” kata Stella.
Pertamina sebagai pemimpin di sektor transisi energi berkomitmen mendukung target net-zero emisi tahun 2060 dengan terus menggalakkan proyek-proyek yang berdampak langsung pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Poin 7 Energi Bersih dan Keterjangkauan Poin 7 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, dan poin 13 mengatasi perubahan iklim.
Seluruh upaya tersebut selaras dengan praktik Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.
Simak videonya: PT Pertamina (Persero) raih dua penghargaan di Detikcom Awards
Saksikan video “Mengaktifkan Perubahan: Kesuksesan Pertamina Eco RunFest 2024” (prf/ega)