Jakarta –

Posisi Arsjad Rasjid sebagai Ketua Umum dan Industri (Kadin) Indonesia terguncang. Hal itu terjadi berkat Majelis Nasional (Munaslub) yang menunjuk Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin.

Arsjad merupakan Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026 yang dilantik pada 20 Oktober 2021 ke VIII. Konferensi Nasional (Munas) Kadina di Kendari Sulawesi Tenggara. Jalur kariernya yang sukses membawanya menjadi pemimpin kelompok wirausaha ini.

Dalam pemberitaan detikcom tahun 2022, Arsjad bercerita tentang perjalanan kariernya. Pria kelahiran 16 Maret 1970 ini berlatar belakang militer dan bisnis. Hal ini menyebabkan beliau tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak kenal lelah sehingga mengantarkan beliau menjadi Presiden PT Indika Energy Tbk.

Sejak usia 9 tahun, Arsjad sudah dituntut mandiri karena ditempatkan di sekolah dasar (SD) di Singapura. Ia kemudian melanjutkan pendidikannya di San Marino, Amerika Serikat (AS). Saat kuliah di sana, ia pertama kali bertemu dengan Agus Lasmon Sudwikatmon, pendiri Indika Energy. Pengenalan nomor dua ini cukup menarik.

“Waktu itu aku belum tahu siapa dia, jujur ​​saja aku mengira saat pertama kali sampai di asrama, tiba-tiba ibuku mengantarkanku, aku mengambil koperku dari mobil, ibuku yang mengurusnya. administrasi, lalu ada 2-3 orang yang duduk di sana, mereka langsung membantu saya, ada orang asing. “Sepertinya yang saya kira orang Filipina itu Agus Sudwikatmono,” kata akun langsung di detikcom.

Setelah lulus kuliah pada tahun 1995, Arsjad dan Agus kembali ke Indonesia dan memulai bisnis pertamanya bernama PT Prabu Wahana, pendahulu Indika saat ini. Pada awal mulanya hanya di bidang multimedia saja.

Dan seiring berjalannya waktu nama Prabu Wahana berubah menjadi Indika yang berarti Industri Multimedia dan Informasi. Di bawah naungan Indika, mereka mendirikan perusahaan Indika Piranti Solusindo yang saat itu masih fokus pada bisnis kartu kredit, produksi smart card, dan penjualan perangkat Electronic Data Capture (EDC).

“Bisnisnya berjalan baik dari tahun 1995, lalu berangsur-angsur mulai laku, lalu tahun 1997-1998 krisis datang, dunia berubah, sangat buruk, di mana-mana gelap dan orang-orang tidak tahu apa yang mereka lakukan. lihat,” jelasnya.

Krisis keuangan yang terjadi pada tahun 1998 bertepatan dengan sakitnya ayah Agus, Sudwikatmon. Kemudian Arsjad membantu membersihkan perusahaan milik pengusaha Indonesia yang sedang direorganisasi oleh BPPN.

Pada tahun 2002, Arsjad dan Agus berencana membangun pembangkit listrik, namun ibu kota menghalanginya. Kemudian mereka memutuskan pergi ke Tiongkok untuk mencari mitra.

Di sana mereka mendapat kesempatan dari sebuah perusahaan yang sedang mencari batu bara untuk pembangkit listrik. Arsjad membaca peluang dengan baik sehingga ia langsung mencari tambang batu bara, meski teralihkan oleh ibu kota.

Arsjad pantang menyerah dan mengunjungi seluruh perusahaan batubara besar di Indonesia, kemudian bertemu dengan PT Kideco Jaya Agung. Ia ditawari untuk mengikuti proses divestasi, menang dan mendapat bantuan keuangan dari bank Korea.

Peristiwa inilah yang pertama kali mengantarkan Arsjad dan Agus terjun ke bisnis batubara dan akhirnya lahirlah Indika Energy. Sebagai permulaan, pada tahun 2002-2004 partai mempekerjakan tenaga profesional untuk menjalankan bisnis tersebut.

“Setelah kontrak kita ngobrol bagaimana caranya, tidak perlu menggunakan tenaga profesional, kita saja, itu tahun 2005. Saya ingat akhirnya saya duduk di bawah direktur inti yang akhirnya menjadi Indika Energy,” ujarnya.

Simak Videonya: Arsjad Rasjid: Penunjukan Aninda Bakria Sebagai Ketum Kadin Tak Berhasil

(acd/rd)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *