JAKART –
Read More : AHY Buka Suara soal Diskon Tiket Pesawat di Libur Lebaran
National Strategic Project (PSN) adalah kelompok kerja (Pokja) dengan pemerintah yang diciptakan oleh Kamar Indonesia dan Asosiasi Industri (Kadin) di bawah Anindya Bakrie. Ini untuk mempercepat realisasi investasi, khususnya di perkebunan industri yang diambil oleh anggaran swasta atau non -stupid (APBN).
Wakil Ketua Zona Ekonomi Khusus (KEK), Perkebunan Industri dan PSN Kadin Indonesia, Akhmad Mau’ruf Maulana mengatakan ia memiliki kelompok kerja untuk menangani semua lisensi PSN yang berkaitan dengan menteri/lembaga terkait.
“Diharapkan bahwa pemerintah dapat memberikan kenyamanan, dipercepat, tujuannya adalah,” kata Akhmad setelah pertemuan industri PSN di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat (1/12/2024).
Akhmad mengatakan bahwa Rp 68 triliun belum mencapai 68 triliun dari investasi target pada tahun 2024 sekitar Rp 1.700 triliun. Akselerasi implementasi investasi ini bertujuan untuk mengejar target ekonomi 8% selama lima tahun ke depan.
“Jadi sekarang Pokja telah dibuat untuk mempercepat implementasi investasi sebagai tujuan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun ke depan adalah 8%.
Pokja terdiri dari Kadin Indonesia daripada Kementerian Investasi dan aliran/BKPM, Kementerian Koordinasi Urusan Ekonomi, Kementerian Industri, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kehutanan, Kementerian Transportasi dan Kementerian RTA/PHN.
Akhmad menunjukkan beberapa hambatan oleh aktor bisnis dengan finishing PSN.
“Hambatan spesifik adalah lisensi, terkait lingkungan, amdal, PKKPR (persetujuan kegiatan penggunaan spasial), perencanaan spasial, dan sebagainya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan Layanan dan Tempat Investasi/BKPM Noor Fitriano mendukung pengembangan Pokja. Untuk tujuan ini diharapkan menjadi instrumen untuk mempercepat lisensi bisnis.
“Jika ada akselerasi lisensi bisnis, dia tahu bahwa itu pada akhirnya akan mempercepat realisasi investasi dan itu menjadi calon karena investasi, tentu saja, itu akan mendukung pertumbuhan ekonomi,” katanya. (Bantuan/RRD)