Jakarta –

Pepsi telah digugat karena merugikan usaha kecil dengan menawarkan keuntungan finansial kepada pengecer besar. Komisi Perdagangan Federal (FTC) atau Komisi Perdagangan Federal menggugat PepsiCo pada Jumat (17/1/2025) karena melakukan diskriminasi harga ilegal dengan pengecer besar.

FTC menuduh Pepsi bahwa pengecer besar menerima keuntungan harga yang tidak adil yang tidak diteruskan kepada pihak lain. Melansir CNN, Sabtu (18/1/2025), sumber yang mengetahui hal tersebut menyebutkan penjualnya adalah Walmart.

Sementara itu, juru bicara Walmart menolak mengomentari gugatan yang diajukan Pepsi. Menurut tuduhan FTC, raksasa periklanan tersebut secara teratur menerima dana periklanan dan pemasaran dari PepsiCo, yang memiliki sejumlah merek termasuk Frito Lay, Quaker dan Gatorade.

Menurut FTC, keuntungan ini merugikan pengecer kecil seperti bisnis keluarga, toko lokal, dan bahkan jaringan besar. Ketua FTC Lena Khan mengatakan, “Ketika perusahaan seperti Pepsi lebih menyukai pengecer besar, hal itu merugikan perusahaan kecil dan akan menyebabkan harga lebih tinggi bagi konsumen di Amerika Serikat (AS).”

FTC juga mengumumkan bahwa Undang-Undang Robinson-Patman tahun 1936 melarang otoritas periklanan dan promosi untuk memihak konsumen besar daripada usaha kecil. FTC kemudian menunjukkan dukungan terhadap kasus tersebut, yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Selatan New York oleh dua komisaris Partai Republik.

“PepsiCo menolak keras tuduhan FTC dan gugatan partai yang diajukan. Kami akan mempertahankan kasus kami dengan penuh semangat di pengadilan,” kata Pepsi, Jumat (17/1/2025). Pepsi juga menegaskan tidak memihak pelanggan lain, baik dengan memberikan diskon atau dukungan promosi kepada pengecer lain.

Sementara itu, Komisaris FTC Melissa Holyoak berpendapat berbeda, dengan mengatakan bahwa dakwaan terhadap PepsiCo adalah kasus terburuk yang pernah dia lihat selama masa jabatannya di FTC. Holyoak berargumen bahwa gugatan tersebut diajukan secara tergesa-gesa, dan FTC tidak memiliki cukup bukti dalam gugatannya.

Kasus ini menambah upaya FTC untuk menindak praktik anti-persaingan dengan menggunakan Undang-Undang Robinson-Patman, yang jarang ditegakkan sejak tahun 1980an. (penyunting/penyunting)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *