Jakarta –

Google melihat peningkatan kasus penipuan online di beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik. Hasil ini disajikan dalam Bad App Reports 2023.

Aman Dayal, Head of Trust and Safety Operations, Google Play, APAC, mengatakan Singapura, Thailand, dan India termasuk di antara negara-negara Asia-Pasifik dengan peningkatan signifikan dalam insiden penipuan online. Menurutnya, karena banyaknya pengguna ponsel, penipuan online semakin meningkat di kawasan tersebut.

“Ini merupakan salah satu wilayah dengan tingkat penetrasi telepon seluler tertinggi di dunia, lebih dari 90%. Wilayah ini merupakan rumah bagi populasi generasi muda terbesar di dunia dan menawarkan basis pengguna telepon seluler yang sangat luas,” lanjutnya. .

Dayal juga mengemukakan bahwa akses telepon seluler yang cepat di kawasan Asia-Pasifik tidak dibarengi dengan pelatihan literasi digital yang memadai. Akibatnya, banyak lansia dan mereka yang memiliki literasi digital rendah menjadi korban penipuan online.

Masyarakat di kawasan Asia-Pasifik juga lebih mudah mempercayai bank atau pejabat pemerintah. Fitur ini dimanfaatkan oleh penipu yang menggunakan modus operandi menyamar sebagai petugas bank untuk melakukan rekayasa sosial guna mendapatkan informasi sensitif dari calon korban.

Yang lebih buruk lagi, kawasan Asia-Pasifik juga merupakan rumah bagi banyak pengembang jahat. Mereka mengembangkan aplikasi-aplikasi berbahaya yang sasarannya sangat luas, sehingga mengorbankan generasi muda yang melek teknologi sekalipun.

Google juga memiliki banyak kebijakan dan fitur untuk menjaga keamanan pengguna dan perangkatnya. Salah satunya adalah fitur baru di Google Messages yang memfilter pesan teks spam, yang biasanya menjadi langkah awal para penipu yang ingin melakukan manipulasi psikologis.

Fitur baru Google Messages ini akan menampilkan peringatan ketika penipu mencoba menggunakan fitur berbagi layar untuk mencegat pesan teks atau notifikasi yang berisi kata sandi satu kali (OTP). Selain itu, saat pengguna mengeklik URL yang dikirim oleh orang tak dikenal, Google Message menampilkan kotak dialog pop-up untuk konfirmasi.

Google juga melindungi pengguna yang sering memuat atau menginstal aplikasi dari sumber pihak ketiga di luar Play Store dengan menampilkan pesan peringatan di layar. Peringatan ini diharapkan dapat membantu pengguna untuk lebih berhati-hati dan mengetahui apakah pengembangnya dapat dipercaya atau tidak.

Terakhir, Google juga meningkatkan sistem Play Protect yang melindungi pengguna dari aplikasi berbahaya. Belum lama ini, Google memperbarui Play Protect dengan kemampuan pemindaian aplikasi tingkat kode secara real-time untuk memerangi aplikasi berbahaya dan ancaman keamanan siber baru.

Saat ini, fitur keamanan Google Message dan Play Protect baru hanya tersedia di Singapura, Thailand, dan India. Dayal mengklaim bahwa fitur baru Play Protect telah mendeteksi lebih dari 5 juta aplikasi berbahaya. Tonton video “Google memecat 28 karyawan yang menentang proyek dengan Israel” (vmp/fay)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *