Jakarta –

Asosiasi Logistik dan Transfer Indonesia (ALFI) menanggapi program pemerintah untuk menghapus kuota impor dan ketentuan komponen internal (TKDN). Presiden Alfi M. Kbar Dokka mengatakan bahwa penghapusan kuota impor dapat mendorong pertumbuhan logistik.

“Dengan liberalisasi impor, volume barang yang memasuki Indonesia diperkirakan, yang berarti mengunduh dan membongkar operasi, transportasi dan penyimpanan juga akan menjelaskan,” kata Akbar Rabu (9/4/2025).

Sementara bantuan TKDN juga dapat memfasilitasi impor komponen yang sulit disediakan lokal. Dia memberi contoh sebagai industri mobil dan elektronik, membutuhkan komponen khusus yang tidak didominasi.

“Kebijakan ini dapat mengurangi biaya logistik, karena perusahaan harus menjadi alternatif yang lebih mahal,” kata Akbar.

ACBAR juga mengingatkan bahwa pertumbuhan impor memiliki potensi untuk memuat infrastruktur logistik, yang belum optimal.

“Pelabuhan dan bandara kami sering memiliki kepadatan. Jika ini tidak dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas, pembangunan wadah dapat terjadi dan menunda pengiriman.

Selain itu, Akbar menempatkan pentingnya risiko perusahaan logistik kecil. Menurutnya, truk dan logistik lokal dapat ditekan dengan operator asing yang lebih besar jika tidak ada perlindungan kebijakan.

Alfy mengatakan Akbar mendesak pemerintah untuk mengekang efek negatif dari beberapa langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan, kelebihan populasi bandara dan stimulasi rangsangan.

“Skema pendampingan harus menjadi dana sederhana sehingga perusahaan logistik internal bersaing,” tambah Akbar.

Dia mengatakan dia optimis bahwa menyeimbangkan peristiwa dan logistik dapat mengambil manfaat dari kebijakan ini. Alfi berjanji untuk terus berkoordinasi dengan pihak berwenang dan pemangku kepentingan terkait untuk memastikan transisi yang stabil setelah implementasi impor TKDN dan kebijakan tambahan.

“Jika dikelola dengan baik, kebijakan ini dapat menjadi prosesi logistik Indonesia untuk meningkatkan tingkat global,” kata Akbar.

ACBAR juga menekankan pentingnya dukungan bank, terutama untuk bisnis mikroteknik, kecil dan menengah (UMKM), termasuk tekanan pada tantangan global, termasuk kebijakan timbal balik (AS). Dia menganggap bahwa UMKM logistik membutuhkan akses yang lebih mudah ke pembiayaan dan suku bunga kompetitif, untuk bertahan hidup dan berkembang di tengah -tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Aquari mengatakan bahwa karena kebijakan bea cukai AS, pertumbuhan biaya operasi kelebihan beban oleh perusahaan logistik kecil dan menengah. Dukungan bank, seperti pinjaman bisnis dengan persyaratan fleksibel, dianggap bertekad untuk membantu mereka melunakkan efek ini.

“Kegiatan perbankan nasional harus aktif dalam memberikan solusi ekonomi yang inovatif, termasuk pendanaan jangka pendek modal dan untuk teknologi dan infrastruktur jangka panjang,” kata Akbar.

Alfi juga mendorong bank, terutama Himbara untuk memfasilitasi UMKM untuk pembiayaan untuk pembiayaan, seperti pinjaman bisnis orang (buta).

“Kami optimis tentang dukungan penuh dari bank, terutama Himbara, tidak hanya mampu bertahan hidup, tetapi juga meningkatkan daya saing di pasar global,” ia melanjutkan daya saing.

Acbar menambahkan bahwa sektor logistik telah menjadi salah satu basis utama dalam ekonomi Indonesia, kontribusi yang signifikan terhadap perdagangan domestik dan internasional. Dia berharap dukungan UMKM di bidang ini dapat memperkuat stabilitas rantai nasional dalam kerusuhan ekonomi global.

Periksa juga video prabowo yang meminta kuota impor dihapus. Tolong siapa pun (ada / lakukan)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *