Jakarta –
Para ilmuwan iklim telah menemukan bahwa penerbangan yang lebih lambat dapat mengurangi emisi gas rumah kaca global.
Para peneliti dari Universitas Cambridge mempublikasikan temuan mereka dalam sebuah laporan. “Lima Tahun untuk Memetakan Masa Depan Baru Penerbangan” Laporan ini menguraikan empat langkah tindakan yang harus diselesaikan pada tahun 2030 untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai net zero pada tahun 2050.
Keempat hal tersebut antara lain: Menghilangkan awan dari pesawat terbang. Pemerintah dan industri bekerja sama dalam kebijakan baru Produksi bahan bakar dan listrik terbarukan yang berkelanjutan dan proyek teknologi baru
Para ilmuwan telah menemukan fakta baru bahwa jika pesawat terbang 15 persen lebih lambat, mereka dapat mengurangi konsumsi bahan bakar sebesar 5-7 persen Yang biasanya memakan waktu sekitar 7 jam, akan memakan waktu sekitar 50 menit lebih lama untuk mengurangi emisi tersebut.
Meskipun penemuan ini berpotensi merevolusi lingkungan penerbangan modern, Namun hal ini mempunyai beberapa kelemahan dan membuat perubahan sulit diterapkan.
“Salah satu kelemahan dari pengurangan kecepatan adalah potensi dampak negatifnya terhadap kinerja maskapai penerbangan dan pendapatan penumpang. Hal ini terutama berlaku pada penerbangan jarak jauh,” kata laporan itu.
Selain itu, tugas yang sulit adalah mendesain ulang pesawat agar dapat terbang dengan kecepatan lebih rendah.
Namun, laporan tersebut juga mendukung langkah-langkah lain. Untuk mengimbangi peningkatan waktu penerbangan dengan organisasi bandara yang lebih baik. dan mengurangi waktu tunggu
“Dirgantara adalah titik balik. Hal yang sama juga terjadi pada industri otomotif di akhir tahun 2000an,” kata Direktur Whittle Lab Rob Miller dalam sebuah pernyataan.
“Saat itu, diskusi terfokus pada biofuel sebagai pengganti bensin dan solar hingga Tesla merevolusi masa depan dengan mobil listrik. Rencana lima tahun kami bertujuan untuk mempercepat pengambilan keputusan di bidang penerbangan dan mencapai net zero pada tahun 2050,” lanjutnya.
Dalam wawancara dengan The Times, Miller mengatakan alasan tidak mengambil tindakan adalah Sebab, diperlukan proses perubahan yang menyeluruh.
“Maskapai penerbangan tidak bisa melakukannya sendiri. Pabrikan atau bandara tidak dapat melakukan hal ini. Bukannya tidak ada yang mau melakukannya. Tapi kompleksitas sistemnya saja yang membuatnya sulit,” tambahnya. Saksikan video “Video: Momen Pesawat Lepas Landas Saat Israel Membom Beirut” (wkn/wkn)