Jakarta –

Penelitian mengungkap penyebab gelombang panas yang baru-baru ini melanda Asia dan Timur Tengah. Kondisi ekstrem tersebut terjadi di berbagai belahan Asia, mulai dari Gaza di barat hingga Filipina di tenggara.

Banyak daerah yang mengalami suhu di atas 40°C selama beberapa hari berturut-turut sehingga menimbulkan berbagai dampak sosial dan ekonomi yang signifikan.

Dalam penelitian yang diterbitkan oleh World Weather Attribution Scientific Group menggunakan model iklim. Hal ini untuk mengetahui peran perubahan iklim terhadap kejadian cuaca ekstrem.

Hasilnya menunjukkan bahwa peristiwa panas ekstrem di Filipina tidak akan mungkin terjadi tanpa adanya perubahan iklim yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Saat ini di Timur Tengah, perubahan iklim meningkatkan kemungkinan terjadinya suhu panas hingga lima kali lipat.

Setidaknya 28 kematian terkait panas telah dilaporkan di Bangladesh, lima di India, dan tiga di Gaza. Peningkatan kematian juga terjadi di Thailand dan Filipina.

“Orang-orang menderita dan meninggal ketika suhu di Asia melonjak pada bulan April,” kata penulis studi dan ilmuwan iklim di Imperial College London, Friedrich Otto, seperti dikutip AP News.

“Jika masyarakat terus menggunakan bahan bakar fosil, iklim akan terus memanas. Dan masyarakat yang rentan akan terus meninggal,” lanjutnya.

Temuan penelitian ini sangat menggambarkan perubahan kondisi yang dapat terjadi pada mereka yang hidup dalam kondisi rentan.

Pakar manajemen panas Aditya Valiathan Pillai menekankan perlunya kesadaran yang lebih besar terhadap risiko panas, serta investasi publik dan swasta untuk mengatasi peningkatan panas. Bahkan, ia mendorong perlunya penelitian lebih lanjut mengenai dampak gelombang panas di masa depan.

“Temuan ini secara ilmiah mengkhawatirkan. Namun, bagi orang-orang di Bumi yang hidup dalam kondisi yang tidak menentu, hal ini bisa sangat mematikan,” kata Aditya Valithan Pillai, pakar perencanaan pemanasan di lembaga pemikir Sustainable Futures Collaborative yang berbasis di New Delhi.

“Saya rasa panas kini menjadi salah satu risiko utama dalam hal kesehatan bagi jutaan orang di seluruh dunia, serta pembangunan ekonomi suatu negara,” tutupnya. Tonton video “Siswa dan guru di Kamboja mengeluh pusing, efek menguntungkan dari gelombang panas” (SAO / CNA)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *