Jakarta –

Polisi Prancis dilaporkan telah menangkap pendiri dan CEO Telegram Pavel Durov. Ketika dia ditangkap, Durov meninggalkan pesawat pribadinya di bandara Bourget dekat Paris, saluran TV Prancis TF1 melaporkan.

Kabar penangkapan Durov memicu banyak spekulasi di media sosial, termasuk perbincangan di Telegram sendiri. Baik Telegram maupun perwakilan Kantor Anti-Penipuan Nasional Prancis (ONAF) tidak bersedia mengomentari penangkapan tersebut.

Menurut laporan TFI1, Durov ditangkap di Prancis setelah penyelidikan awal polisi. Durov dikabarkan ditangkap saat pesawatnya baru saja mendarat usai terbang dari Azerbaijan.

Pihak berwenang Perancis dilaporkan berpendapat bahwa kurangnya moderasi konten Telegram dan keengganan untuk bekerja sama dengan penegak hukum berarti Durov terlibat dalam perdagangan narkoba, pencucian uang, dan distribusi pornografi anak yang diduga terjadi di aplikasi tersebut.

Telegram telah menjadi sumber informasi yang penting, terutama di negara-negara yang sensor informasinya tersebar luas, seperti Rusia. Namun Durov tidak terlalu mencegah moderasi konten di platformnya sehingga banyak beredar konten misinformasi dan berbahaya.

Telegram umumnya hanya memantau kontennya ketika dipaksa oleh pemerintah dan organisasi lain. Penangkapan Durov pasti akan memicu perdebatan lebih lanjut tentang sejauh mana aplikasi perpesanan harus bertanggung jawab atas pesan yang dibagikan oleh penggunanya.

Durov yang saat ini berusia 39 tahun meluncurkan Telegram pada tahun 2013. Forbes memperkirakan kekayaan bersih Durov saat ini sekitar $15,5 miliar atau sekitar Rp 238 triliun, seperti dikutip dari TechCrunch, Minggu (25/8/2024).

Meski lahir di Rusia, Durov meninggalkan tempat kelahirannya pada tahun 2014 setelah menentang tekanan pemerintah untuk merilis informasi tentang pemimpin protes Ukraina dari platform media sosial Vkontakte. Durov kini tinggal di Dubai, yang juga merupakan kantor pusat Telegram.

Durov mengatakan bulan lalu bahwa Telegram memiliki 950 juta pengguna aktif dan bertujuan untuk menjangkau satu miliar pengguna tahun ini. Sementara itu, saingannya WhatsApp dilaporkan hanya memiliki sekitar 30 insinyur, jumlah yang cukup kecil untuk aplikasi besar seperti Telegram. Saksikan video “Penawaran Open BO Anak Premio Place Group Capai Rp 9 Miliar” (vmp/vmp).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *