Jakarta –
Bandara ini sangat rumit dan salah satu yang paling berbahaya di dunia. Sejauh ini baru 50 pilot berkualifikasi yang mendarat di sana.
Mengutip CNN, Senin (30/9/2024), pilot harus berbelok tajam dan cepat di saat-saat terakhir untuk mendaratkan A319 di landasan sempit. Puluhan penumpang, beberapa di antaranya memutar sandaran tangan kursi di menit-menit terakhir, bertepuk tangan setelahnya.
Itu hanya hari kerja biasa di Bandara Internasional Paro (PBH) Bhutan. Pesawat pendarat umumnya dianggap sebagai salah satu yang paling menantang secara teknis di dunia.
Bermanuver di landasan pendek antara dua gunung antara MDPL 5486 membutuhkan pengetahuan teknis dan keberanian baja. Bandara dan kondisinya yang menantang menambah mistik di sekitar Bhutan, sebuah kerajaan Himalaya yang berpenduduk sekitar 800.000 orang.
Pesawat berbahan bakar berat tidak dapat digunakan ke dan dari Paros dalam kondisi khusus ini. Namun bagi pecinta penerbangan, itulah salah satu daya tarik berkunjung ke Negeri Naga Petir.
“Yang pertama adalah Paro itu sulit tapi tidak berbahaya,” kata Kapten Chimi Dorji, yang pernah bekerja di maskapai nasional Bhutan Druk Air (Royal Bhutan Airlines) selama 25 tahun.
“Dari segi kemampuan piloting memang tantangan, tapi tidak berbahaya, kalau berbahaya saya tidak akan terbang,” imbuhnya.
(misalnya/wanita)