Kathmandu –
Jenazah pendaki ditemukan di puncak Everest. Sebelumnya, pendaki ini pertama kali mencoba menaklukkan Everest.
Pada Sabtu (10/12), Fox News melaporkan bahwa tim dokumenter National Geographic menemukan patah kaki seorang pendaki asal Inggris yang hilang 100 tahun lalu saat melakukan ekspedisi pada bulan September.
Pada hari Jumat, organisasi tersebut mengumumkan bahwa kaki tersebut mengenakan kaus kaki dengan sulaman nama AC Irvine dan sepatu yang diyakini milik Andres Sandy Irvine.
Irvine menghilang saat mendaki Gunung Everest pada usia 22 tahun bersama rekan pendaki George Mallory, di dekat puncak Gunung Everest, pada 8 Juni 1924.
“Itu adalah indikasi nyata pertama di mana Sandy berada. “Ada banyak teori,” kata fotografer dan pembuat film Jimmy Chin kepada National Geographic.
“Ketika seseorang hilang dan tidak ada bukti apa yang terjadi pada mereka, hal ini akan sangat menyulitkan keluarga. Dan hanya untuk mendapatkan informasi pasti tentang di mana Sandy berada, ini jelas berguna dan merupakan petunjuk besar untuk pendakian. komunitas tentang apa yang terjadi,” tambah Chin.
Dalam surat terakhirnya kepada istrinya Ruth, sebelum menghilang di Gunung Everest seabad yang lalu, Mallory, 37, mencoba menghilangkan kekhawatirannya, meskipun dia mengatakan peluangnya untuk mencapai puncak tertinggi di dunia adalah “50 banding 1 melawan kita.”
Jenazah Mallory ditemukan pada tahun 1999, namun tidak ada bukti bahwa mereka mencapai puncak Gunung Everest, pada ketinggian 29.032 kaki, lapor Associated Press (AP).
Penemuan jasad Irvine dapat mempersempit pencarian kamera saku Kodak Vest yang dipinjamkan kepada pendaki oleh anggota ekspedisi Howard Somervell.
Bagi para pendaki, ini bisa menjadi bukti fotografis bahwa mereka telah mencapai puncak hampir tiga dekade sebelum Edmund Hillary dari Selandia Baru dan Sherpa Tenzing Norgay dari Nepal mencapainya pada tanggal 29 Mei 1953.
Kaus kaki dan sepatu bot tersebut ditemukan di Gletser Rongbuk Tengah, di bawah sisi utara Gunung Everest, pada bulan September. Keluarga Irvine dilaporkan secara sukarela membandingkan hasil tes DNA dengan jenazahnya untuk memastikan identitasnya.
“Saya telah menjalani kisah ini sejak saya berusia 7 tahun, ketika ayah saya memberi tahu kami tentang rahasia Paman Sandy di Everest,” kata Julie Summers, keponakan sekaligus penulis biografi Irwin, kepada AP.
“Saat Jimmy memberitahuku bahwa dia melihat nama AC Irvine di label kaus kaki di dalam sepatu botnya, aku terkejut. Itu adalah dan akan terus menjadi momen yang luar biasa dan mengharukan.”
Saksikan video “Video: Saat Gadis SMK yang Hilang di Gunung Slamet Akhirnya Bertemu Ibunya” (bnl/bnl)