Jakarta –
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menandatangani nota kesepahaman dengan ASEAN dan Economic Research Institute of East Asia (ERIA). Upaya ini untuk memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dengan dunia internasional.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan timnya akan melakukan penelitian di bidang kerja sama ekonomi internasional bersama ERIA. publikasi Ia menyatakan akan berkolaborasi dengan ERIA dalam bentuk proyek bersama dan kegiatan peningkatan kapasitas. Bidang kerja samanya meliputi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi Indonesia (OECD) dan Perjanjian Komprehensif dan Lanjutan untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP).
Airlangga dalam keterangannya dikutip Rabu (31/7/2024): “Melalui kerja sama ini, saya berharap kerja sama kedua pihak semakin erat, khususnya dalam upaya Indonesia bergabung dengan OECD. anggota OECD anggota organisasi.
Selain itu, berkolaborasi dengan Asian Zero Emission Community (AZEC); berpartisipasi dalam pengembangan dan/atau perluasan ekspor Indonesia; menilai potensi ekonomi industri otomotif generasi berikutnya dan mengembangkan strategi pembaruan armada jalan raya yang efektif dan efisien. Kedua belah pihak juga mencapai kesepakatan dalam aspek lain.
Sebagai bagian dari implementasi kemitraan ini, ERIA akan menyiapkan kajian dengan tema “Future-proofing ASEAN”. Artinya, bagaimana Asia Tenggara dapat bersiap menghadapi isu-isu ekonomi masa depan seperti semikonduktor dan ekonomi digital di kawasan ini? ERIA akan melakukan penelitian mengenai rantai pasokan semikonduktor di ASEAN dan India.
Asia Tenggara diperkirakan akan menguasai 10% pasar perakitan dan pengujian semikonduktor global pada tahun 2027. Sementara itu, pendapatan pasar semikonduktor Indonesia diperkirakan mencapai US$2,9 miliar pada tahun 2029. Oleh karena itu, Indonesia memandang perlu adanya modifikasi. Diinduksi oleh ekosistem.
Airlanga mengatakan: “Rencana insentif yang diterapkan di India dapat menjadi acuan bagi india.”
Sekadar informasi; ERIA adalah organisasi internasional yang didirikan di Jakarta pada tahun 2008 untuk melakukan penelitian dan membuat rekomendasi kebijakan untuk integrasi ekonomi lebih lanjut di Asia Tenggara dan Asia Timur. ERIA telah menjadi mitra pengetahuan untuk pengembangan kebijakan nasional di kawasan ASEAN.
“Melalui kerja sama ini, kami akan mendukung pemerintah Indonesia dan CPTPP melalui Kementerian Kerjasama Perekonomian dalam isu-isu terkait pengembangan ekspor, pengembangan industri otomotif, ekonomi digital dan pengembangan ekosistem semikonduktor, serta kerja sama internasional seperti OECD,” Presiden ERIA Watanabe Zhe juga berkata di saat yang sama.
Untuk ekonomi digital, ERIA merupakan model penelitian; dikatakan akan memberikan dukungan kebijakan untuk transformasi digital melalui platform E-DISC (ERIA Digital Innovation and Sustainable Economy Center) dan memberikan dukungan terhadap ekosistem inovasi baru di kawasan.
Pemerintah Indonesia sendiri telah merilis “Buku Putih Strategi Pembangunan Nasional Ekonomi Digital Indonesia 2030” sebagai panduan bagi para peserta ekonomi digital. Di tingkat lokal; Indonesia menjabat sebagai ketua bergilir ASEAN pada tahun 2023 dan telah menunjukkan kepemimpinan Indonesia dengan meluncurkan negosiasi Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital (DEFA).
Jokowi menerima kunjungan Sekretaris Jenderal OECD di Istana Bogor lihat juga “Dibahas”:
(bantuan/ini)