Jakarta –
Read More : Adriano Bersiap Untuk Kembali Bermain di Usia 42 Tahun
Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Fanshurullah Asa meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan harga eceran lebih tinggi (HET) bawang putih. Usulan ini disampaikan pada saat harga bawang putih sedang naik.
Fanshurullah sempat turun ke ladang untuk melihat harga bawang putih di pasaran. Dampaknya adalah perbedaan harga di tiap daerah.
“Kami turun lapangan untuk memberikan masukan kepada 7 kanwil, satu ke Kalbar untuk investigasi, kami temukan harga pp.40000/kg sudah turun, ada tren. turun jadi RP 38.000 tapi lebih panjang di tempat seperti Makassar saya lihat Rp 50.000, Rp 60.000,” ujarnya di kantor KPPU Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Jadi pertanyaannya, nilai pasarnya berapa? Legislator, ketika kita selidiki berdasarkan kajian motivasi, saya lihat semua pertanyaannya, di sini tidak ada (HET), tambahnya.
Meski tersedia, namun seperti Harga Acuan Pembelian (HAP) tahun 2019. Ia mengatakan, HAP yang dipatok sebesar Rp 32 ribu/kg namun tidak mengetahui dipatok di mana.
Jadi kalaupun tahun 2019 ada HAP seperti itu, jumlahnya Rp 32 ribu. Kita belum tahu harganya Rp 32 ribu, itu eksportir, penjual, agen, atau pedagang tradisional, imbuhnya.
Mereka membandingkan makanan lain yang sudah mengandung HET, seperti nasi, keripik, dan gula. Makanya, dia meminta Bapana mengetahui HET bawang putih.
Jadi kita tanya tolong bapaknas tolong dikoreksi, buat harganya saja, di mana? Iya, karena harga beras sudah fix, di Indonesia sendiri tidak boleh dikatakan 32 ribu rupee. Sekarang ada jeda, Sumatera beda, Jawa beda, Kalimantan Beda, Sulawesi beda, ujarnya.
Meski bawang putih bukan komoditas terpenting, Fanshurullah mengatakan hal itu memberikan gambaran bagaimana harga pasar HET. HET dapat membantu menunjukkan adanya praktik kartel di tingkat mana pun.
“Padahal ini bukan hal yang sangat penting, tapi menurut saya pihak Bapanas sudah memastikan hal itu perlu dipastikan. Untuk mengetahui hal tersebut, harga-harga tersebut lebih tinggi dari harga dan sedang diukur. Apakah ada konspirasi atau kartel? Baik itu eksportir, distributor, atau di tingkat agen, semuanya akan kita lihat,” tutupnya. (bersama/hns)