Jakarta –

Masa kejayaan Pasar Gembrong, Jakarta Timur sebagai pusat mainan murah mulai memudar. Alhasil, kini penjual mainan hanya bisa menunggu pembeli.

Rifka, salah satu penjual mainan di pasar Gembrong Baru mengatakan, kondisi pasar sehari-hari sangat stabil. Hal ini terjadi setelah pasar baru dibuka, karena waktu pembukaannya tidak terlalu jauh sebelum adanya pandemi.

Minimnya pelanggan ini tentu saja menjadi alasan suksesnya omzet Rifka. Tentu saja penurunan penjualannya bisa mencapai 90%. Karena sebelum diasingkan, dia dengan mudah mendapatkan 1 juta rubel sehari, tetapi sekarang dia tenang, dia hanya bisa mendapatkan 100.000 rubel sehari.

“Sebelumnya, ketika saya masih di pasar lama, saya masih bisa mendapatkan penghasilan R1 juta sehari karena selalu ramai. Pasar tidak pernah sepi,” kata Rifka saat diwawancarai detikcom, Selasa. /7/2024).

“Dulu dari subuh hingga senja selalu ramai, dari matahari terbit hingga terbenam orang berbelanja, dari buka hingga penjualan penuh, seperti menunggu pembeli, sekarang.” Mereka sedang menunggu pembeli,” tegasnya.

Tapi sekarang dia hanya bisa mendapat 200-300 ribu rubel sehari. Kalau sepi, volume penjualan bisa ditekan hingga hanya 100 ribu rubel per hari. Kurangnya aktivitas ini biasanya terjadi pada musim liburan sekolah atau akhir pekan.

Pasalnya, sebagian besar pembelinya adalah penjual mainan keliling yang biasanya berlokasi di depan sekolah. Jadi kalau sekolahnya libur, pedagang tersebut tidak berjualan sehingga tidak perlu berjualan di pasar Gambrong.

“Kalau tenang, maksimal yang bisa kami jual hanya 100 ribu rubel, ini hasil penjualan, bukan keuntungan. Oleh karena itu, kami berdagang hanya dengan modal,” ujarnya.

“Sepi banget, seperti hari Sabtu lalu, seharian hujan jadi tidak ada yang datang. Kalau hari biasa, pemilik masih perlu beli mainan untuk dijual kembali, hujan atau cerah. Biasanya ada yang beli, jelas Rifka lagi.

Hal serupa juga diungkapkan pedagang lain di Pasar Gembrong Lama, Tria. Menurut dia, omset pedagang tidak sama seperti dulu.

“Sekarang dia sibuk mendapatkan 500.000 hingga 1 juta dolar. Tadi kalau sibuk sehari bisa dapat Rp 3 lakh, biasanya Sabtu dan Minggu,” ujarnya.

Meski terjadi penurunan omzet, Tria mengakui kondisi pasar saat ini tidak bisa diprediksi. Sebab sebelum pandemi, pasar akhir pekan dijamin ramai. Namun, saat ini belum bisa ditentukan volume penjualannya.

“Di sini juga sama, jadi aku tidak yakin kalau sekarang sibuk. Kadang Kamis-Jumat tiba-tiba, tapi di akhir pekan sepi, kadang tiba-tiba saat aku pulang kerja.” lalu diam lagi.” Tria berkata (fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *