Jakarta –
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah kunjungan Wisatawan Domestik (DVIS) pada Juli 2024 sebanyak 77,24 juta. Jumlah tersebut meningkat 4,83% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY).
Deputi Bidang Pengiriman dan Pelayanan BPS Pudji Imartini mengatakan jumlah kunjungan wisman lebih tinggi dibandingkan sebelum pandemi Covid-19. Hingga Juli 2024, jumlah wisman mencapai 598,72 juta perjalanan, meningkat 18,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
“Ini lebih banyak dibandingkan jumlah kunjungan wisman pada periode yang sama tahun 2019, sebelum Covid,” kata Pudge dalam jumpa pers, Senin (2/9/2024).
Selain peningkatan jumlah kunjungan, BPS juga melaporkan peningkatan belanja pemerintah dari tahun ke tahun. Biayanya meningkat menjadi Rp960,79 ribu pada tahun 2019, 1,55 juta pada tahun 2020, 2,40 juta pada tahun 2021, 2,42 juta pada tahun 2022, dan 2,57 juta pada tahun 2023.
“Tidak hanya jumlah perjalanan wisman saja yang meningkat. Berdasarkan data yang dilansir BPS, rata-rata rupee yang dikeluarkan wisman per perjalanan juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun,” ujarnya.
Jika ditelusuri berdasarkan jenis pengeluarannya, akomodasi akan menyumbang sebagian besar pengeluaran wisman pada tahun 2023, yaitu sebesar 22,82%. Lalu 20,93% untuk transportasi, 17,69% untuk makanan dan minuman, 9,33% untuk membeli oleh-oleh, 8,24% untuk belanja, 7,28% untuk kesenangan dan hiburan, dan 13,71% untuk pengeluaran lain-lain.
Pudji mengatakan Pulau Jawa menjadi tujuan utama yang dikunjungi wisatawan mancanegara sebesar 69,63%. Sedangkan provinsi luar Jawa yang menjadi tujuan utama adalah Sumatera Utara dengan angka 4,07%.
“Provinsi Jawa Timur tercatat sebagai provinsi tujuan utama dengan jumlah kunjungan tertinggi yaitu sebesar 22,66% dari total wisatawan mancanegara,” imbuhnya.
Tonton videonya: Sandiaga Uno menjelaskan tren pariwisata berkelanjutan di Indonesia
(Bantuan/RD)