Jakarta –

Read More : Wanti-wanti Rokok Ilegal di Balik Masih Tingginya Prevalensi Perokok RI

Terkadang, meminum dengan cara yang salah terasa enak dan menyegarkan. Apalagi jika ditambah dengan lemon dan bahan lainnya, pasti akan melegakan tenggorokan, apalagi saat sedang lelah.

Meski menyegarkan, kebiasaan minum yang buruk bisa berdampak buruk bagi kesehatan. Kebiasaan minum yang tidak tepat dapat menyebabkan masalah ginjal.

Penyakit ini sangat mengkhawatirkan di Indonesia. Pasalnya, penyakit ini masuk dalam daftar 10 penyakit paling berbahaya dan mengancam jiwa.

Dari segi angka, Kementerian Kesehatan RI menyebutkan pada tahun 2024 akan terdapat 1,5 juta kasus gagal ginjal. Hingga tahun 2023, beberapa provinsi di Indonesia diketahui memiliki angka gagal ginjal tertinggi.

Di Indonesia, angka gagal ginjal tertinggi terdapat di Kalimantan Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, NTB, Aceh, Jawa Barat, Maluku, DKI Jakarta, Bali, dan Yogyakarta.

Hasil awal dari Studi Institut Nasional Pengendalian Penyakit Ginjal Kronis tahun 2014 menunjukkan bahwa minum minuman berkarbonasi lebih dari sekali sehari selama beberapa tahun dapat meningkatkan risiko terkena penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal.

Tak hanya itu, terlalu banyak mengonsumsi garam juga bisa menyebabkan gagal ginjal. Tindakan terhadap garam menunjukkan bahwa mengonsumsi terlalu banyak garam dapat mengganggu keseimbangan natrium dan kalium (kalium) dalam tubuh. Kedua zat ini diperlukan untuk menampung cairan di dinding pembuluh darah ginjal.

Jika kadar natrium terlalu tinggi, fungsi ini akan berkurang, sehingga ginjal tidak dapat secara efisien menarik cairan dari pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, yang dapat menyebabkan penyakit ginjal.

Bisa juga terjadi pada orang yang tidak sengaja terpapar bisphenol A (BPA). BPA merupakan senyawa kimia yang banyak ditemukan pada banyak wadah plastik berkarbonasi dan minuman. Jika terkena tubuh, BPA bisa menimbulkan penyakit, termasuk penyakit ginjal.

Studi yang dilakukan Universidad de Alcalá, Fakultas Biologi/Fisiologi Sistem, Spanyol (2021) menunjukkan adanya hubungan antara BPA dan penyakit ginjal kronis. Studi ini menunjukkan bahwa konsentrasi BPA dalam darah yang tinggi dikaitkan dengan risiko penyakit ginjal yang lebih besar, terutama pada orang dengan kondisi seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

Sebuah studi dari Spanish Kidney, Vascular and Diabetes Research Laboratory (2018) menunjukkan bahwa BPA menginduksi kerusakan mitokondria, stres oksidatif dan apoptosis pada sel tubular. Akibatnya, BPA dapat berkontribusi terhadap perkembangan penyakit ginjal kronis.

Mencegah gagal ginjal

Ada banyak cara untuk mencegah penyakit ini, salah satunya adalah olahraga berat. Olahraga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh seseorang dan membuat mereka tidak mudah terserang penyakit.

Selain itu, olahraga juga memperlancar proses metabolisme dan sirkulasi darah. Hasilnya, tubuh terasa sehat dan kuat sehingga tidak mudah terserang penyakit.

Anda juga bisa minum banyak air untuk mencegah penyakit ginjal. Disarankan untuk minum air putih minimal 2 liter sehari.

Selain itu, usahakan untuk tidak memanaskan wadah makanan atau minuman yang mengandung senyawa BPA. Hal ini dikarenakan senyawa BPA akan terlepas ketika dipanaskan atau dipanaskan, atau berpindah ke dalam makanan atau minuman. Namun, jika suhu wadah lebih rendah, kecil kemungkinan senyawa BPA untuk bermigrasi. “Periksa tasnya!” Benarkah efek samping minum obat bisa berujung pada penyakit ginjal? Tonton videonya. (anl/ega)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *