Jakarta –

Read More : Pekerja Mitra Pos Indonesia Ngadu ke DPR, Kerja 200 Jam/Bulan-Gaji di Bawah UMP

Neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus selama 49 bulan berturut-turut. Meski masih surplus, Menteri Keuangan Sri Muliani Indrawati menegaskan besaran surplus tersebut semakin berkurang dari tahun ke tahun.

Menurutnya, sejak tahun 2022 ekspor Indonesia sedang naik daun, namun hingga saat ini ekspor justru mengalami penurunan yang signifikan sehingga nilai surplusnya berkurang cukup signifikan.

Dia menjelaskan, secara tahunan saja, surplus neraca perdagangan kumulatif Januari-Mei 2024 turun 3,41 persen dibandingkan tahun 2023. Pada Januari-Mei 2023, surplus neraca perdagangan mencapai 16,47 miliar dolar AS, sekaligus pada tahun ini. Jumlahnya turun menjadi $13,06 miliar.

“Kalau neraca perdagangan Januari-Mei tahun lalu surplus $16,47 miliar, tahun ini surplus, tapi nilainya $13,06 miliar, turun 3,41 persen,” jelas Sri Muljani dalam konferensi pers bulan Juni. APBN KAMI edisi 2024, Kamis (27 Juni 2024).

Menurut dia, neraca perdagangan masih bisa surplus pada Mei 2024 akibat menurunnya kinerja impor yang secara tahunan menurun sebesar 8,8 persen. Sedangkan jika dilihat dari nilai ekspornya hanya tumbuh sekitar 2,9% year-on-year.

“Impor mengalami fluktuasi, secara tahunan negatif 8,8 persen, itulah sebabnya neraca perdagangan kita masih positif meski tingkat ekspor menurun,” kata Sri Muljani.

Sri Muljani mengatakan pertumbuhan ekspor akan sangat pesat pada tahun 2022, ketika ekspor bisa tumbuh di atas 40 persen. Kemudian, kinerja ekspor perlahan akan menurun pada tahun 2023, meski dalam level yang tinggi.

Tahun ini, pertumbuhan ekspor tampaknya sulit. Pada bulan ini saja, ekspor tumbuh positif sebesar 2,9%.

Simak video “Pergerakan IHSG Awal Minggu Kedua Ramadhan” (kil/kil)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *